Operasi Pengangkatan Rahim Akibat Adenomiosis
Adenomyosis, atau adenomiosis, adalah suatu kondisi di mana endometrium, atau lapisan rongga rahim, tumbuh ke dalam dinding otot rahim (miometrium). Meski kondisi ini biasanya tidak berbahaya, namun dapat menyebabkan perdarahan dan nyeri serta mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Apakah membutuhkan operasi untuk pengangkatan rahim akibat adenomiosis?
Baca juga: 5 KONDISI MEMBUTUHKAN PERAWATAN UGD
Dalam kondisi normal, jaringan endometrium hanya melapisi permukaan rongga rahim. Pada adenomiosis, jaringan endometrium terus berfungsi secara normal tetapi tumbuh menjadi membran otot rahim. Akibatnya, rahim membengkak setiap siklus menstruasi.
Penyakit ini dapat menyerang wanita dari segala usia, tetapi lebih sering terjadi antara usia 40 dan 50 tahun. Kondisi ini juga biasanya membaik saat wanita memasuki masa menopause.
Penyebab Adenomiosis
Hingga saat ini, penyebab adenomiosis belum dapat dipastikan. Namun, diyakini bahwa kondisi ini terkait dengan faktor-faktor berikut:
- 40-50 tahun
- Anda pernah menjalani histerektomi
- Menderita obesitas
Gejala adenomiosis
Kebanyakan orang dengan adenomiosis tidak memiliki gejala. Namun, dalam beberapa kasus, adenomiosis dapat menyebabkan gejala berikut:
- Sakit pinggul
- Pendarahan berat dan berkepanjangan saat menstruasi (menorrhagia) selama lebih dari 15 hari
- Sakit perut dan kram saat menstruasi
- Hubungan seksual yang menyakitkan (dispareunia)
Kapan harus periksa ke dokter?
Hubungi dokter kami jika Anda mengalami nyeri haid atau dismenore yang tak tertahankan, terutama jika terjadi dalam 3 siklus berturut-turut dan memengaruhi fungsi Anda. Konsultasikan juga dengan dokter jika Anda mengalami pendarahan lebih banyak dari biasanya selama menstruasi atau jika Anda mengalami pendarahan vagina setelah menopause.
Baca juga: NYERI PERUT, WASPADA PERTANDA KANKER!
Diagnosis adenomiosis
Pada langkah pertama, dokter menanyakan gejala dan melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien. Pemeriksaan fisik dilakukan terutama pada perut bagian bawah atau panggul untuk menentukan apakah rahim membesar atau ada rasa sakit saat menekan panggul.
Perhatikan bahwa gejala adenomiosis mirip dengan penyakit rahim lainnya seperti fibroid, polip endometrium, atau endometriosis. Oleh karena itu, dokter melakukan tes berikut untuk memastikan diagnosisnya apakah membutuhkan operasi untuk pengangkatan rahim akibat adenomiosis:
- USG panggul atau transvaginal
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengontrol pembesaran rahim, perubahan bentuk otot rahim, kista rahim atau penebalan endometrium. - MRI rahim
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memantau kondisi rahim lebih dekat, terutama pada pasien dengan perdarahan abnormal. - Biopsi endometrium
Pada beberapa kasus, dokter akan memeriksa sampel jaringan dari endometrium untuk memastikan pasien tidak mengalami kondisi yang lebih serius.
Pengobatan adenomiosis
Metode pengobatan adenomiosis bergantung pada keparahan gejala, riwayat kelahiran, dan apakah pasien ingin memiliki anak di masa mendatang.
Pasien dengan gejala ringan dapat mengobati dirinya sendiri dengan berbaring di air hangat atau menggunakan selimut perut yang hangat dan meminum obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti acetaminophen.
Untuk sementara, jika gejala tergolong berat atau jika perdarahan haid banyak, hubungi dokter kandungan untuk penanganan lebih lanjut. Dokter memberikan tindakan berupa:
1. Pereda nyeri
Dokter mungkin meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid, seperti asam mefenamat, untuk mengurangi rasa sakit.
2. Terapi hormon
Terapi hormon diberikan kepada pasien dengan perdarahan yang banyak dan rasa sakit yang tak tertahankan saat menstruasi. Salah satu jenis terapi hormon adalah pil KB. 3. Ablasi endometrium
Ablasi endometrium bertujuan untuk menghancurkan endometrium dengan adenomiosis. Namun, prosedur ini hanya bisa dilakukan jika adenomiosis belum menembus terlalu dalam ke dalam otot rahim.
4. Ultrasound Terfokus Intensitas Tinggi (HIFU)
HIFU bertujuan untuk menghancurkan jaringan endometrium dengan alat ultrasound khusus.
5. Adenomiektomi
Adenomiektomi bertujuan untuk mengangkat jaringan adenomiotik melalui pembedahan. Prosedur ini dilakukan ketika metode lain tidak berhasil menghilangkan adenomiosis.
6. Embolisasi arteri uterina
Prosedur ini dilakukan untuk memblokir aliran darah ke area adenomiosis, mengurangi ukurannya dan mengurangi rasa tidak nyaman. Prosedur ini dilakukan pada pasien yang tidak dapat menjalani operasi.
7. Histerektomi
Histerektomi, atau pengangkatan rahim, dilakukan ketika adenomiosis tidak dapat diobati dengan cara lain. Prosedur ini hanya dianjurkan jika pasien sudah tidak ingin hamil lagi.
8. Minimal Surgery dengan Laparoskopi dan Histeroskopi
Ternyata RSIA Bina Medika bisa melakukan operasi dengan luka seminimal mungkin dengan metode Laparoskopi dan histeroskopi. Histeroskopi adalah membuat visualisasi lapisan dinding rahim, di mana histeroskop akan dimasukkan ke dalam miss v. Laparoskopi adalah jenis prosedur bedah yang memungkinkan dokter bedah untuk mengakses bagian dalam perut dan panggul tanpa harus membuat sayatan yang besar. Luka bekas sayatan yang ditimbulkan dari operasi ini sangat kecil yaitu hanya 5mm.
Baca juga: KEUNGGULAN LAPAROSKOPI UNTUK MENGATASI GANGGUAN PADA ORGAN REPRODUKSI WANITA
Komplikasi adenomiosis
Adenomyosis, yang berhubungan dengan perdarahan berat dan berkepanjangan selama menstruasi, dapat menyebabkan anemia atau kekurangan darah. Adenomyosis juga dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita karena ketidaknyamanan yang disebabkan oleh nyeri haid dan aliran menstruasi yang deras. Pencegahan adenomiosis
Belum diketahui bagaimana adenomiosis dapat dicegah. Namun, penyakit ini dapat dihindari dengan mengendalikan faktor risikonya. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah adenomiosis:
- Makan makanan yang sehat, bergizi dan seimbang
- Menjaga berat badan ideal
- Menurunkan berat badan jika Anda gemuk
- Lakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan secara rutin
No Comments
Sorry, the comment form is closed at this time.