Emergency Call
Call Center
Follow Us

Gejala, Pengobatan dan Fimosis Pada Anak

fimosis pada anak

Gejala, Pengobatan dan Fimosis Pada Anak

Gejala, Pengobatan dan Fimosis Pada Anak – Phimosis atau fimosis adalah kondisi penis yang belum disunat berupa kulup atau kulit kepala penis yang melekat erat di kepala penis. Kondisi ini normal terjadi pada bayi dan anak-anak.

Fimosis terjadi ketika kulit kepala atau kulup penis belum lepas sepenuhnya dari kepala penis. Kulup lepas dengan sendirinya seiring bertambahnya usia anak.

Penting untuk diingat untuk tidak mencoba melepaskan kulup karena Anda berisiko menyebabkan parafimosis. Parafimosis terjadi ketika kulup yang ditarik tersangkut dan tidak dapat kembali ke posisi semula. Kondisi ini perlu mendapat perhatian segera karena dapat menyumbat aliran darah ke kepala penis.

Baca juga: JENIS DAN DOSIS VAKSIN INFLUENZA

Penyebab fimosis

Pada anak yang belum disunat, terutama anak di bawah usia 3 tahun, fimosis merupakan kondisi yang normal. Sebaliknya, fimosis adalah kondisi abnormal pada pria dewasa yang belum disunat. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh:

– Peradangan kepala penis

– Infeksi kepala penis

– Lichen sclerosus

– Eksim

– Psoriasis

– Diabetes

– Fimosis dewasa lebih sering terjadi pada orang yang menggunakan kateter urin berulang kali.

Baca juga: USIA YANG TEPAT UNTUK SUNAT

Gejala fimosis

Fimosis ditandai dengan perlekatan kulup ke kepala penis. Pada anak-anak, kulup mengembang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia dan biasanya lepas sempurna pada usia 17 tahun.

Meskipun fimosis biasanya merupakan kondisi normal pada anak-anak, namun ada kondisi yang perlu diwaspadai, seperti saat kulup terlepas namun menempel kembali, atau saat kepala penis mengalami peradangan (balanitis).

Fimosis pada orang dewasa merupakan kondisi yang tidak normal. Pria dewasa yang menderita fimosis dapat mengalami rasa sakit, terbakar, dan penurunan hasrat seksual. 

Kapan harus ke dokter

Fimosis adalah kondisi normal pada anak laki-laki yang belum disunat. Namun, fimosis berisiko menyebabkan balanitis jika disertai dengan gejala berikut:

– Kepala penis terasa nyeri dan terlihat bengkak dan merah

– Keluar cairan kental dari kulup

– Garis putih annular terbentuk di sekitar kepala penis

– Ada darah di urin

– Buang air kecil terasa terbakar atau menyakitkan

– Nyeri pada panggul bagian bawah

– Jika timbul gejala tersebut, segera hubungi dokter anak Anda untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Anak-anak harus menerima imunisasi rutin sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan oleh dokter anak. Sehubungan dengan imunisasi, dokter anak juga memeriksa kesehatan anak, termasuk kondisi penis anak.

Seiring bertambahnya usia anak laki-laki, kulup meregang, memungkinkannya ditarik dari ujung penis. Namun, jika kulup kembali meregang dan mengencang, segera cari pertolongan medis karena kondisi ini dianggap tidak normal.

Diagnosis Fimosis

Fimosis ditandai dengan kulup yang menempel di kepala penis. Meski normal, jika Anda melihat ada gejala yang perlu diwaspadai, segera hubungi dokter.

Saat Anda berkonsultasi dokter, dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan dan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, terutama pada penis. Dokter kemudian memutuskan perawatan yang akan dilakukan tanpa pemeriksaan penunjang.

Baca juga: KENALI KELEBIHAN METODE SUNAT KONVENSIONAL

Pengobatan fimosis

Sebagian besar kasus fimosis bukan masalah serius dan tidak memerlukan perawatan khusus. Bagi orang tua yang anaknya mengalami fimosis, jangan menarik kulup secara paksa. Tindakan ini dapat memicu iritasi atau infeksi bahkan menyebabkan parafimosis yang berbahaya.

Dokter akan memberikan langkah pengobatan jika fimosis menyebabkan gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Jenis pengobatan diberikan dengan usia dan tingkat keparahan pasien. Dokter dapat merekomendasikan jenis perawatan berikut:

Obat-obatan

Dokter akan memberikan obat untuk meredakan fimosis. Salah satu obat yang dapat digunakan adalah kortikosteroid topikal dalam bentuk krim, gel atau krim. Obat ini dapat membantu melenturkan kulup dan membuatnya lebih mudah ditarik.

Tergantung pada penyebab fimosis, dokter juga akan meresepkan obat lain. Jika pasien mengalami infeksi jamur, maka pasien diberikan obat antijamur. Sementara jika pasien mengalami infeksi bakteri, maka akan diberikan krim antibiotik.

Fimosis pada pria dewasa dapat menghambat aktivitas seksual karena menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri. Untuk mengatasinya, dokter akan menyarankan pasien untuk menggunakan kondom dan pelumas saat berhubungan seks.

Sunat

Dokter menyarankan pasien untuk menjalani sunat jika mengalami balanitis atau radang kepala penis, atau infeksi saluran kemih. Sunat juga dianjurkan saat kulup menempel dengan sangat ketat.

Komplikasi fimosis

Meskipun fimosis merupakan kondisi normal pada anak-anak, namun dapat menimbulkan komplikasi berupa infeksi penis. Ketika phimosis terjadi pada orang dewasa, dapat terjadi komplikasi seperti:

– Fimosis berulang

– Posthitis atau inflamasi kulup

– Nekrosis atau pembusukan jaringan kepala penis

– Amputasi kelenjar secara otomatis karena kerusakan jaringan

Pencegahan fimosis

Fimosis adalah kondisi normal pada anak-anak. Namun untuk mencegah infeksi penis pada anak, ajari mereka untuk membersihkan dan mengeringkan penis secara rutin.

Sebaliknya, pembersihan penis dilakukan pada orang dewasa untuk mencegah terjadinya atau kambuhnya fimosis.

– Mencuci penis setiap hari dengan air saat mandi, bahkan pada pria yang disunat

– Gunakan sabun bebas pewangi dan hindari penggunaan deodoran pada penis untuk mengurangi risiko iritasi

– Bersihkan kulit di bawah kulup dengan menarik kulup secara perlahan, dan jangan menarik kulup dengan keras karena dapat menyebabkan nyeri dan luka.

Jika anak Bunda mengalami fimosis, sebaiknya segera hubungi dokter di RSIA Bina Medika.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.

Berikan Kesehatan Yang Terbaik
Untuk Anda dan Keluarga