Emergency Call
Call Center
Follow Us

Waspada Penyebab Batuk Kronis pada Anak

Waspada Penyebab Batuk Kronis pada Anak

Batuk sebenarnya adalah reaksi alami dan normal dari tubuh terhadap iritan yang ada di saluran napas, seperti hidung dan saluran hidung, faring, laring, trakea, dan paru-paru. Ketika saraf di saluran napas merasakan iritasi, misalnya ada lendir, partikel asing atau bahkan parfum, saraf akan mengirim sinyal ke otak untuk membersihkan saluran pernapasan dengan cara batuk.

Namun, bagaimana bila batuk tidak kunjung berhenti bahkan setelah saluran napas dibersihkan? Menurut BMJ Journals, batuk kronis adalah batuk harian yang berlangsung lebih dari 3-4 minggu. Jenis batuk ini paling sering terjadi pada masa kanak-kanak dan biasanya disebabkan oleh infeksi virus.

Namun, bila batuk menjadi parah atau sering, pemeriksaan oleh dokter diperlukan untuk mengetahui penyebabnya. Semakin kecil usia anak, semakin penting untuk mencari tahu penyebab batuk kronis sesegera mungkin.

Penyebab Batuk Kronis pada Anak

Berikut ini penyebab batuk kronis pada anak, baik yang umum hingga yang kurang umum:

1. Alergi dan Sinusitis

Rhinitis alergi dan sinusitis kronis adalah dua penyebab paling umum dari batuk pada anak, sehingga sering menjadi dugaan pertama dokter bila anak mengalami batuk kronis. Jill Jeffe, MD, spesialis THT pediatrik akan menanyakan gejala terkait hidung yang dialami anak untuk membantu memastikan apakah rhinitis alergi atau sinusitis merupakan sumber masalahnya. 

Anak-anak yang mengalami rhinitis alergi biasanya sering bersin, cenderung mengeluarkan lendir berwarna bening dari hidung dan mata gatal. Sementara sinusitis kronis menimbulkan gejala yang bisa berlangsung lebih dari 12 minggu. Anak-anak mungkin mengeluhkan rasa sakit atau tekanan di wajah dan selalu memiliki ingus yang tebal dan berwarna kuning hijau.

Baik alergi maupun sinusitis kronis seringkali menyebabkan post nasal drip, yaitu kondisi ketika ingus mengalir ke bagian belakang tenggorokan saat anak berubah posisi, sehingga bisa menyebabkan batuk. Post nasal drip biasanya menyebabkan batuk yang lebih pertama saat anak berbaring tidur di malam hari.

2. Asma

Asma sering ditandai dengan mengi atau suara siulan ketika bernapas. Penyakit ini bisa muncul dengan batuk kronis sebagai satu-satunya gejala. Saat mendiagnosis penyebab batuk kronis pada anak, dokter bisa menggunakan tes fungsi paru untuk mendiagnosis asma di balik batuk yang dialami Si Kecil. 

Batuk yang muncul setelah anak tertidur juga bisa menandakan asma. Hal itu karena asma bisa menurunkan kadar kortisol dalam tubuh secara alami pada malam hari, sehingga memicu saluran udara menjadi meradang dan menyempit (bronkospasme asma).

3.Batuk Rejan

Pertusis atau lebih dikenal dengan batuk rejan disebabkan oleh infeksi bakteri. Pertusis bisa menyebabkan seseorang batuk tidak terkendali, sehingga mereka harus mengatur napas dengan menarik napas dalam-dalam hingga mengeluarkan suara.

Batuk kronis akibat pertusis bisa berlangsung berbulan-bulan dan menyebabkan komplikasi serius, seperti apnea (tidak bernapas), penurunan oksigen, pneumonia, kejang, dan kematian. Mengingat komplikasi pertusis bisa mengancam jiwa anak-anak, orangtua dianjurkan untuk melindungi anak dari penyakit tersebut dengan cara memberi vaksinasi.

4.Fibrosis Kistik

Pada kasus yang jarang terjadi, batuk yang berlangsung terus-menerus atau batuk kronis bisa menjadi tanda dari kondisi yang lebih serius seperti fibrosis kistik, penyakit genetik progresif yang menyebabkan infeksi paru-paru.

Menurut Jenifer Burke, RN, MSN, praktisi perawat paru pediatrik, anak yang mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh perlu mendapat perhatian ekstra, apalagi bila ia makan dengan lahap tapi berat badannya tidak bertambah. Gejala fibrosis kistik lainnya, antara lain tinja yang encer dan infeksi saluran pernapasan berulang. 

5.Aspirasi

Bila batuk terjadi saat anak makan atau minum, apalagi pada anak yang punya riwayat pneumonia berulang, bisa menjadi pertanda adanya aspirasi. Aspirasi terjadi ketika makanan atau cairan yang tertelan melewati bagian bawah pita suara dan masuk ke paru-paru.

Erin Miller, ahli patologi bahasa wicara di Rush mengungkapkan bahwa aspirasi bisa disebabkan oleh kelumpuhan pita suara atau kondisi neurologis lain yang menyebabkan penurunan sensasi di saluran napas bagian atas.

6.Refluks Asam

Refluks asam biasanya dikaitkan dengan gejala pencernaan, seperti sakit perut, nyeri ulu hati dan muntah. Namun, menurut Anil A. Kesavan, MD, ahli gastroenterologi anak, penyakit tersebut juga dapat berkontribusi pada perkembangan batuk kronis pada anak-anak. 

Hal itu karena asam lambung yang bergerak ke atas dari perut ke kerongkongan bisa memicu refleks batuk. Batuk kronis terkait refluks asam biasanya adalah batuk kering yang lebih sering terjadi pada siang hari ketika anak sedang dalam posisi tegak. Kondisi tersebut biasanya juga terjadi setelah makan dan setelah tertawa atau berbicara berlebihan.

Hubungi Informasi & pendaftaran lebih lanjut:
Customer Care RSIA Bina Medika
0821-6980-0909

No Comments

Leave a Reply

Berikan Kesehatan Yang Terbaik
Untuk Anda dan Keluarga