
Penanganan Pertama yang Bisa Ibu Lakukan saat Anak Diare
Diare pada anak bukan kondisi yang bisa dipandang sebelah mata. Pasalnya, dampak diare pada anak bisa menyebabkan dehidrasi yang mengancam nyawanya. Menurut catatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 525 ribu anak (di bawah lima tahun) meninggal akibat diare tiap tahunnya. Tuh, tidak main-main bukan dampaknya?
Penyebab diare pada anak cukup beragam. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kondisi ini disebabkan oleh virus, bakteri, dan parasit. Rotavirus merupakan penyebab utama (60-70 persen) diare infeksi pada anak, sedangkan sekitar 10-20 persen disebabkan bakteri, dan kurang dari 10 persen diakibatkan oleh serangan parasit.
Pertanyaannya, bagaimana penanganan pertama yang perlu ibu lakukan saat anak mengalami diare? Nah, berikut beberapa cara mengatasi diare pada anak yang perlu diketahui.
Cara Mengatasi Diare pada Anak
Sebenarnya cara mengatasi diare pada anak bergantung pada usia, kondisi kesehatan, keluhan yang muncul, dan seberapa parah kondisinya. Hal yang perlu diperhatikan adalah menyoal dehidrasi, karena kondisi ini bisa berakibat fatal pada anak.
Nah, berikut cara mengatasi diare pada anak menurut pakar di Johns Hopkins Medicine:
- Berilah air atau bila perlu minuman atau larutan glukosa-elektrolit. Cairan ini memiliki keseimbangan yang tepat antara air, gula, dan garam.
- Hindari jus atau soda karena dapat membuat diare semakin parah.
- Jangan memberi air putih pada bayi (di bawah usia enam bulan)
- Tidak memberikan terlalu banyak air putih kepada anak-anak dari segala usia sebab dapat berbahaya.
- Tetap menyusui bayi. Bayi yang disusui sering kali lebih jarang mengalami diare.
Menurut IDAI, anak yang terlihat haus, buang air kecil mulai berkurang, mata terlihat agak cekung, kekenyalan kulit menurun, dan bibir kering, bisa menandai terjadinya dehidrasi ringan-sedang. Pada keadaan ini, anak harus diberikan cairan rehidrasi dibawah pengawasan tenaga medis, sehingga anak perlu dibawah ke rumah sakit.
Bagaimana bila Si Kecil mengalami dehidrasi berat? Masih menurut IDAI, anak harus dibawa segera ke rumah sakit untuk mendapatkan cairan rehidrasi melalui infus. Hati-hati, dampak dehidrasi berat bisa mengancam nyawa Si Kecil.
Anak yang mengalami dehidrasi berat umumnya menunjukkan gejala seperti napas yang cepat dan dalam, sangat lemas, kesadaran menurun, denyut nadi cepat, dan kekenyalan kulit sangat menurun.
Bukan Cuma Menyoal Dehidrasi
Dampak diare pada anak seperti amat beragam, tak melulu hanya seputar dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh saja. Diare yang tak kunjung membaik atau kronis menimbulkan rentetan komplikasi, seperti:
- Diare kronis, bisa menyebabkan urine berwarna gelap, demam, muntah, pusing, dan lemas.
- Malnutrisi, terutama pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun, yang dapat berakibat menurunnya kekebalan tubuh anak.
- Iritasi pada kulit sekitar anus, akibat pH tinja yang asam pada diare yang disebabkan intoleransi laktosa.
- Ketidakseimbangan elektrolit, karena elektrolit ikut terbuang bersama air yang keluar saat diare, yang dapat ditandai dengan lemas, lumpuh, hingga kejang.
Hubungi Informasi & pendaftaran lebih lanjut:
Customer Care RSIA Bina Medika
0821-6980-0909