
Mom ketahui Komplikasi Kehamilan
Komplikasi kehamilan merupakan gangguan kesehatan yang terjadi selama masa kehamilan. Gangguan kesehatan tersebut dapat melibatkan gangguan pada kesehatan ibu, kesehatan bayi atau bahkan keduanya.
Beberapa wanita hamil memiliki masalah kesehatan yang muncul selama kehamilan.
Sementara itu, ada juga beberapa wanita yang memiliki masalah kesehatan sebelum hamil, yang bisa berujung pada komplikasi selama kehamilan.
Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk mendapatkan perawatan kesehatan sebelum dan selama kehamilan untuk mengurangi risiko komplikasi kehamilan.
Berbagai Komplikasi Kehamilan yang Umum
Berikut adalah komplikasi paling umum yang dialami wanita selama kehamilan:
1. Anemia
Anemia merupakan kondisi ketika tubuh memiliki jumlah sel darah merah sehat yang lebih rendah dari jumlah normal.
Wanita hamil yang mengalami anemia mungkin akan merasa lelah dan lemah. Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi, folat, dan vitamin B12.
Anemia bisa diatasi dengan mengobati penyebabnya, serta dibantu dengan mengonsumsi suplemen zat besi dan asam folat.
2. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi terjadi ketika arteri yang membawa darah dari jantung ke organ dan plasenta menyempit. Kondisi tersebut bisa menempatkan ibu dan bayinya pada risiko berbagai masalah kesehatan, seperti:
- Preeklamsia.
- Solusio plasenta.
- Diabetes gestasional.
- Melahirkan bayi sebelum waktunya atau persalinan prematur.
- Melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah.
- Kematian bayi.
Oleh karena itu, penting untuk membicarakan masalah tekanan darah dengan dokter kandungan ibu sebelum hamil. Tujuannya, agar tekanan darah ibu bisa terkontrol dengan baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan.
Selain itu, ibu juga perlu mengonsumsi obat tekanan darah tinggi sebelum, selama, dan setelah kehamilan. Berikut ini Pilihan Obat Darah Tinggi di Apotik yang Aman.
3. Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional terjadi ketika seorang wanita yang tidak mengidap diabetes sebelum kehamilan, mengembangkan kondisi tersebut selama kehamilan.
Perubahan hormon akibat kehamilan menyebabkan tubuh tidak menghasilkan cukup insulin untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil, atau tidak menggunakannya secara normal. Akibatnya, glukosa bisa menumpuk di darah dan menyebabkan diabetes selama kehamilan.
Menerapkan pola makan yang sehat dan mengikuti rencana perawatan yang dianjurkan oleh dokter kandungan adalah cara terbaik untuk mengurangi atau mencegah masalah yang terkait dengan diabetes selama kehamilan.
Pasalnya, bila tidak dikontrol, diabetes gestasional bisa menyebabkan preeklamsia dan melahirkan bayi yang besar. Kondisi ini juga turut meningkatkan risiko kelahiran sesar.
4. Preeklamsia
Preeklamsia adalah komplikasi serius yang dapat mengakibatkan kelahiran prematur hingga mengancam keselamatan jiwa.
Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa wanita yang berisiko lebih tinggi untuk mengalaminya, seperti:
- Wanita yang berusia 35 tahun ke atas.
- Memiliki riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya.
- Memiliki kondisi medis tertentu (diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit ginjal).
- Menjalani kehamilan anak kedua, ketiga, dan seterusnya.
5. Persalinan prematur
Persalinan prematur terjadi ketika seorang wanita melahirkan sebelum minggu ke-37 kehamilan. Persalinan tersebut terjadi sebelum organ bayi, seperti paru-paru dan otak, selesai berkembang.
Obat-obatan tertentu bisa menghentikan persalinan. Dokter biasanya juga menganjurkan ibu untuk beristirahat total di tempat tidur agar bayi tidak lahir terlalu dini.
6. Keguguran
Keguguran adalah kematian janin yang terjadi selama 20 minggu pertama kehamilan.
Menurut American Pregnancy Association (APA), hampir sebanyak 20 persen kehamilan di antara wanita sehat, berakhir dengan keguguran.
Terkadang, hal ini bisa terjadi bahkan sebelum seorang wanita menyadari kehamilannya. Dalam kebanyakan kasus, keguguran tidak bisa dicegah.
Kehilangan kehamilan setelah minggu ke-20 kehamilan biasanya disebut juga sebagai lahir mati. Sering kali penyebabnya tidak diketahui. Namun, sebagian besar masalah ini disebabkan karena adanya gangguan pada plasenta, masalah kesehatan kronis pada ibu, dan infeksi.
7. Infeksi
Selama kehamilan, bayi dalam perut ibu terlindungi dari banyak penyakit, seperti flu biasa atau sakit perut.
Namun, ada beberapa infeksi yang dapat membahayakan ibu, bayi, atau keduanya. Misalnya seperti infeksi HIV, virus hepatitis, penyakit menular seksual dan tuberkulosis.
Beberapa infeksi tersebut dapat berdampak negatif pada kehamilan dan mungkin memberikan konsekuensi serius bagi ibu, hasil kehamilannya, dan bayinya.
Oleh sebab itu, penting bagi ibu hamil untuk melakukan skrining dan mengobati infeksi tersebut sedini mungkin dan mendapatkan vaksinasi terhadap virus. Contohnya seperti hepatitis B dan human papillomavirus, agar dapat mencegah dampak buruk yang tidak diinginkan pada kehamilan.
8. Mual dan muntah terus menerus
Mual dan muntah adalah hal yang normal terjadi selama kehamilan. Namun, pada beberapa wanita kondisi mual dan muntah bisa terjadi lebih parah dari biasanya. Hal ini disebut juga sebagai hiperemesis gravidarum.
Wanita dengan hiperemesis gravidarum mengalami mual yang tidak kunjung hilang, penurunan berat badan, nafsu makan berkurang, dehidrasi, dan rasa ingin pingsan.
RSIA Bina Medika, rumah sakit ibu dan anak terbaik di Tangerang Selatan, Layanan kesehatan terbaik untuk anda dan keluarga.
Hubungi Informasi & pendaftaran lebih lanjut:
Customer Care RSIA Bina Medika
0821-6980-0909