Kondisi yang Sebabkan Perubahan Warna Gigi pada Anak
Fluorida adalah mineral penting bagi orang dewasa dan anak. Mulut mengandung bakteri yang akan memfermentasi gula dalam makanan dan minuman yang kamu konsumsi. Asam yang terbentuk akan merusak email gigi dan menyebabkan gigi berlubang.
Nah, fluorida dalam pasta gigi akan melindungi gigi dari lubang dan membantu memulihkan tanda awal kerusakan gigi. Namun, paparan fluorida yang berlebihan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan fluorosis pada anak berumur 8 tahun ke bawah.
Perlu diketahui juga, orang dewasa dengan gigi yang sudah permanen tidak dapat terkena fluorosis.
Penyebab Fluorosis Gigi
Fluorosis dapat terjadi jika gigi seringkali terpapar dengan fluorida, umumnya terjadi karena kebiasaan anak menelan pasta gigi saat menyikat gigi, konsumsi suplemen fluorida, dan terutama terjadi jika air minum yang dikonsumsi setiap hari mengandung fluorida yang tinggi.
Kebanyakan fluorosis gigi muncul sebagai tanda putih berenda pada email gigi dan sulit terlihat dengan mata yang tidak terlatih. Pada kondisi sedang, area putih atau coklat muda menutupi lebih dari 50 persen permukaan gigi.
Sementara itu, pada kondisi yang parah, bintik-bintik putih, coklat muda atau coklat tua menutupi seluruh permukaan. Selain itu, gigi mungkin juga mengalami pitting atau cekungan kecil pada email gigi.
Siapa Saja yang Bisa Mengalami Fluorosis?
Fluorosis gigi menyerang anak yang terpapar fluorida secara berlebihan selama masa pertumbuhan gigi, sebelum gigi permanen (dewasa) tumbuh. Artinya, anak-anak berusia 8 tahun ke bawah berisiko terkena masalah ini.
Sementara itu, gigi yang sudah erupsi (tumbuh) tidak bisa terkena fluorosis. Alhasil, remaja dan dewasa yang telah memiliki gigi permanen tidak akan mengalami kondisi ini.
Di Indonesia, kasus fluorosis gigi pada anak sangat jarang bahkan hampir tidak pernah terjadi. Meskipun begitu, kondisi ini tetap perlu diperhatikan.
Pencegahan Fluorosis Gigi pada Anak
Guna menghindari potensi tersebut, orang tua perlu mengawasi cara menyikat gigi yang benar pada anak. Ajari anak untuk meludahkan pasta gigi setelah sikat gigi, bukan menelannya.
Selain itu, ikuti juga anjuran ukuran pasta gigi yang digunakan oleh anak, yaitu saat gigi pertama kali tumbuh sampai usia 3 tahun, menggunakan selapis tipis pasta gigi dan tidak lebih dari ukuran biji beras.
Untuk anak usia 3-6 tahun, berikan pasta gigi dengan ukuran sebesar kacang polong saja dan ratakan di permukaan sikat gigi. Dosis ini sangat cukup untuk perlindungan fluorida pada gigi sang buah hati.
Sebaiknya, jauhkan pula semua produk yang mengandung fluorida seperti pasta gigi, suplemen, dan obat kumur dari jangkauan anak.
Jika anak menelan fluorida dalam jumlah besar pada waktu singkat, hal ini dapat menimbulkan gejala seperti:
- Mual.
- Diare.
- Muntah.
- Sakit perut.
Tak lupa, bawa Si Kecil untuk melakukan pemeriksaan ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali ketika usianya menginjak 1 tahun. Tak hanya membantu mengurangi risiko fluorosis, rutin periksa ke dokter gigi juga dapat mencegah munculnya masalah kesehatan gigi lainnya.
Hubungi Informasi & pendaftaran lebih lanjut:
Customer Care RSIA Bina Medika
0821-6980-0909