Ketahui cara mendiagnosis masalah infertilitas
Infertilitas dapat menghalangi pasangan untuk mempunyai anak. Menurut WHO, infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk hamil atau hamil. Penyebabnya bisa berasal dari pasangan, laki-laki atau perempuan, atau keduanya.
Kondisi ini ditandai dengan sulit hamil setidaknya selama lebih dari satu tahun. Pasangan sebaiknya berkonsultasi dengan ahlinya untuk mendiagnosis dan mengidentifikasi penyebab infertilitas.
Cara mendiagnosis masalah infertilitas
Jenis tes untuk mendiagnosis infertilitas pada wanita dan pria mungkin berbeda. Di bawah ini adalah jenis-jenis kontrol:
1. Diagnosis infertilitas pada pria.
Dokter Anda memulai dengan menanyakan riwayat kesehatan Anda dan kemudian melanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Ujiannya mungkin termasuk:
- Analisis sperma. Sampel air mani dapat diperoleh melalui masturbasi atau dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Melalui sampel ini kami mengamati jumlah, bentuk dan pergerakan spermatozoa. Jika hasil analisis air mani normal, dokter biasanya akan menyarankan tes pada wanita tersebut. USG skrotum untuk membantu dokter mendeteksi varikokel atau masalah lain pada testis dan struktur pendukungnya.
- Tes darah untuk mengukur testosteron dan kadar hormon lainnya. USG transrektal untuk memeriksa prostat dan mencari penyumbatan pada saluran yang membawa sperma.
- Tes hormon untuk mendeteksi kelainan pada sistem hormon atau organ lain yang menyebabkan kemandulan. Urinalisis pasca ejakulasi, yaitu mendeteksi kandungan sperma dalam urin setelah ejakulasi. Tujuannya untuk mendeteksi apakah sperma kembali ke kandung kemih atau keluar dari penis saat ejakulasi (ejakulasi retrograde). Pengujian genetik untuk mencari perubahan pada kromosom Y atau tanda-tanda kelainan genetik lainnya.
- Biopsi testis, yaitu pengambilan sampel testis dengan jarum. Jika hasil biopsi testis menunjukkan produksi sperma normal, kemungkinan masalahnya adalah hambatan atau masalah lain pada transportasi sperma.
- Tes fungsi sperma secara khusus memeriksa seberapa baik sperma bertahan hidup setelah ejakulasi, seberapa baik sperma menembus sel telur, dan apakah ada masalah dalam bergabung dengan sel telur.
2. Diagnosa pada wanita
Sama seperti saat memeriksa pria, dokter akan memulai dengan menanyakan riwayat kesehatan Anda dan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Ujian wanita meliputi:
- Tes darah untuk mendeteksi hormon progesteron yang memicu ovulasi. Waktu pemeriksaan didasarkan pada keteraturan siklus menstruasi wanita. Jika tidak teratur, dokter biasanya melakukan tes untuk mengukur hormon gonadotropin, yaitu hormon yang merangsang ovarium untuk memproduksi sel telur.
- Tes klamidia untuk mendeteksi klamidia yang mempengaruhi kesuburan. Caranya adalah dengan menggosok leher rahim dengan bola kapas lembut untuk mengumpulkan sel-sel dari leher rahim. Urinalisis adalah tes alternatif. USG rahim untuk memeriksa ovarium, rahim, dan saluran tuba. Beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi rahim, seperti endometriosis dan fibroid, dapat mencegah kehamilan. Rontgen atau histerosalpingografi adalah rontgen rahim dan saluran tuba yang diambil dengan menyuntikkan pewarna khusus untuk menggambarkan organ-organ tersebut. Fungsinya adalah untuk menemukan penyumbatan di saluran tuba yang mungkin menghalangi sel telur turun ke saluran tuba menuju rahim. Laparoskopi dilakukan dengan membuat sayatan kecil di perut bagian bawah untuk memasukkan tabung tipis dengan kamera di ujungnya (laparoskop). Alat ini dimasukkan untuk memeriksa rahim, saluran tuba, dan ovarium. Pewarna dapat disuntikkan ke saluran tuba melalui leher rahim untuk menyoroti penyumbatan di dalamnya.
Hubungi Informasi & pendaftaran lebih lanjut:
Customer Care RSIA Bina Medika
0821-6980-0909