
USG Biasa vs Fetomaternal: Mana yang Harus Dipilih Ibu Hamil?
Buat sebagian besar ibu hamil, USG adalah momen yang ditunggu-tunggu. Bisa lihat janin bergerak, mendengar detak jantung, bahkan senyum tipis bayi di layar monitor. Tapi tahukah Moms, ternyata ada beberapa jenis USG, bukan cuma USG biasa yang dilakukan setiap kontrol kehamilan?
Salah satunya adalah USG Fetomaternal. Nah, biar nggak bingung, yuk kita bahas apa sih bedanya USG biasa dengan USG fetomaternal, dan kapan ibu hamil sebaiknya menjalaninya.
Apa Itu USG Biasa?
USG biasa adalah pemeriksaan kehamilan yang rutin dilakukan oleh dokter kandungan. Prosedur ini menggunakan gelombang suara untuk melihat kondisi janin dalam kandungan.
👉 Lewat USG biasa, Moms bisa tahu:
- Apakah janin berkembang sesuai usia kehamilan.
- Posisi janin di dalam rahim.
- Denyut jantung janin.
- Jumlah air ketuban.
- Posisi plasenta.
USG biasa biasanya dilakukan sejak awal kehamilan sampai menjelang persalinan, untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
Apa Itu USG Fetomaternal?
USG fetomaternal dilakukan oleh dokter subspesialis kandungan yang memang fokus pada kehamilan risiko tinggi. Pemeriksaan ini lebih detail dibanding USG biasa, karena bisa menilai organ-organ janin secara spesifik, sekaligus kondisi ibu hamil.
👉 Dengan USG fetomaternal, dokter bisa mendeteksi lebih dini:
- Kelainan bawaan pada janin (misalnya bibir sumbing, kelainan jantung, atau gangguan saraf).
- Gangguan pertumbuhan janin (terlalu kecil/terhambat).
- Masalah plasenta atau tali pusat.
- Aliran darah ke janin (melalui USG Doppler).
- Risiko komplikasi pada kehamilan, seperti preeklamsia.
Bedanya USG Biasa dan USG Fetomaternal
USG Biasa | USG Fetomaternal |
---|---|
Dilakukan oleh dokter kandungan (Sp.OG). | Dilakukan oleh subspesialis fetomaternal (Sp.OG-KFM). |
Pemeriksaan rutin untuk memantau kondisi umum kehamilan. | Pemeriksaan mendalam untuk kehamilan risiko tinggi atau kecurigaan kelainan janin. |
Bisa dilakukan sejak trimester awal sampai akhir. | Paling optimal dilakukan di trimester kedua (18–24 minggu). |
Fokus pada pertumbuhan janin, posisi, air ketuban, dan plasenta. | Fokus pada detail organ janin, aliran darah, dan kondisi ibu. |
Kapan Perlu USG Fetomaternal?
Nggak semua ibu hamil harus menjalani USG fetomaternal. Biasanya dokter akan merekomendasikan jika:
- Usia ibu hamil di atas 35 tahun.
- Ada riwayat keguguran berulang atau bayi lahir dengan kelainan.
- Kehamilan kembar.
- Ibu punya penyakit penyerta, seperti hipertensi, diabetes, atau autoimun.
- Ada temuan tidak normal saat USG biasa.
Intinya, Mana yang Harus Dipilih?
- USG biasa cukup untuk kontrol kehamilan normal.
- USG fetomaternal dibutuhkan kalau ada faktor risiko atau kecurigaan tertentu.
Jadi, bukan berarti harus pilih salah satu ya, Moms. Justru keduanya bisa saling melengkapi. Yang penting, selalu diskusikan dengan dokter kandungan supaya pemeriksaan yang dilakukan sesuai kebutuhan.
✨ Dengan USG, kita nggak hanya bisa “mengintip” si kecil di dalam perut, tapi juga memastikan ia tumbuh sehat dan siap lahir ke dunia dengan selamat.
Mau aku bikinin juga versi dengan storytelling di opening (misalnya cerita “seorang ibu usia 38 tahun yang awalnya kontrol biasa, lalu disarankan USG fetomaternal karena ada indikasi”) biar makin hangat kayak artikel parenting?
Hubungi Informasi & pendaftaran lebih lanjut:
Customer Care RSIA Bina Medika
0821-6980-0909
No Comments
Sorry, the comment form is closed at this time.