Emergency Call
Call Center
Follow Us

Testis Tidak Turun pada Bayi

Testis Tidak Turun pada Bayi

Testis tidak turun adalah kondisi bayi laki-laki yang lahir tanpa salah satu atau kedua buah zakar (testis) di dalam skrotum. Kondisi ini diperkirakan terjadi pada 1 dari 25 anak laki-laki. Testis yang tidak turun berisiko lebih tinggi pada bayi prematur.

Testis yang tidak turun juga dikenal sebagai testis yang tidak turun, yang artinya testis tidak turun. Memang, testis yang tidak turun disebabkan oleh keterlambatan atau terhentinya pergerakan testis dari rongga perut ke dalam buah zakar (scrotum). Skrotum kekurangan testis

Penyebab Kriptorkismus

Proses pembentukan dan perkembangan testis di dalam rahim terbagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama terjadi pada awal kehamilan, saat testis terbentuk di rongga perut di bawah pengaruh androgen. Pada tahap pertama ini, masalah biasanya jarang terjadi.

Tahap selanjutnya dimulai saat hamil 7 bulan. Pada tahap ini, testis yang terbentuk secara bertahap akan turun dari perut ke skrotum melalui saluran inguinalis yang mengalir di sepanjang selangkangan. Sebagian besar kasus testis tidak turun terjadi pada tahap kedua. Testis yang telah terbentuk gagal turun karena tetap berada di kanalis inguinalis, berada pada posisi yang salah (ektopik), atau muncul di kanalis inguinalis setelah penurunan sebelumnya (kontraktur).

Meski jarang, kegagalan turunnya testis atau ketidakmampuan menemukan testis di dalam skrotum juga bisa disebabkan oleh kelainan pembentukan testis yang terjadi pada tahap awal. Ini mencegah testis terbentuk sehingga tidak berada di skrotum atau di saluran inguinalis.

Penyebab pasti kriptorkismus tidak diketahui. Namun, faktor genetik dan lingkungan diduga mempengaruhi terjadinya testis tidak turun.

Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko testis tidak turun pada anak adalah:

– Berat lahir prematur atau rendah
– Memiliki riwayat keluarga dengan testis yang tidak turun

Sementara itu, risiko testis tidak turun pada anak bisa meningkat jika ibu hamil memiliki kondisi atau faktor berikut:

– Paparan bahan kimia, seperti pestisida, dietilstilebestrol, atau plastik seperti ftalat dan dioksin
– Merokok atau paparan asap rokok
– Konsumsi minuman beralkohol

Gejala testis tidak turun

Testis adalah sepasang kelenjar pada sistem reproduksi pria. Organ ini berfungsi menghasilkan sperma dan hormon testosteron. Kelenjar ini berbentuk lonjong, lunak, dan ditutupi kantong kulit yang disebut skrotum.

Dalam kondisi normal, testis akan turun dan menggantung di bawah perut, tepatnya di antara selangkangan dan belakang penis. Kelenjar ini harus menggantung di luar tubuh karena produksi sperma membutuhkan suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh.

Pada testis yang tidak turun, satu atau kedua testis tidak ada di skrotum saat lahir. Kondisi ini bisa langsung dikenali oleh dokter dengan melihat atau meraba skrotum, baik saat lahir maupun saat pemeriksaan fisik rutin.

Cryptorchidism tidak memiliki gejala yang khas. Kondisi ini tidak menimbulkan rasa sakit atau masalah kencing pada anak. Namun, testis tidak turun yang dikelola dengan buruk dapat mengganggu produksi sperma.

Kapan harus berkonsultasi dengan dokter RSIA Bina Medika?

Segera bawa anak Anda ke dokter jika mengalami gejala testis tidak turun seperti yang disebutkan di atas. Penanganan segera diperlukan jika testis belum juga turun sebelum anak berusia 6 bulan. Ini diperlukan untuk mencegah komplikasi.

Konsultasikan dengan dokter bayi Anda secara rutin, terutama jika bayi Anda lahir prematur, memiliki berat badan lahir rendah, atau memiliki kondisi medis tertentu. Disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin mulai dari 3 hingga 5 hari setelah melahirkan, kemudian secara berkala pada bulan ke-1, ke-2, ke-4, ke-6, ke-9 dan ke-12.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.

Berikan Kesehatan Yang Terbaik
Untuk Anda dan Keluarga