Penyebab, Gejala & Penanganan Rinitis Alergi
Penulis artikel: dr. Leon L. Gaya @leon_gaya, Dokter Umum RSIA Bina Medika
Rinitis alergi adalah salah satu penyakit yang paling sering dialami oleh anak dan dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka. Rinitis alergi terjadi ketika sistem imun tubuh merespons terhadap partikel asing seperti debu, bulu binatang, atau spora tumbuhan yang masuk ke dalam hidung sebagai alergen. Ini menyebabkan peradangan pada membran mukosa hidung dan memicu gejala seperti hidung tersumbat, hidung meler, bersin-bersin, dan gatal-gatal hidung.
Baca juga: PENYEBAB DAN PENGOBATAN RETINOBLASTOMA
Diagnosis rinitis alergi pada anak dapat ditegakkan melalui anamnesis tentang riwayat gejala dan faktor risiko, pemeriksaan fisik, dan tes alergi seperti Skin Prick Test/tes alergi kulit. Beberapa tes dapat dilakukan untuk menentukan jenis alergen yang menyebabkan gejala rinitis alergi pada anak.
KAPAN PEMERIKSAAN ALERGI DIBUTUHKAN?
Pemeriksaan alergi/tes alergi diperlukan apabila gejala atau keluhan tidak dapat diatasi dengan pengobatan atau dapat juga dilakukan apabila rhinitis alergi yang disertai dengan asma.
Pemeriksaan alergi yang dapat dilakukan bisa dengan Skin Prick Test/Tes Alergi Kulit dengan cara menyuntikkan alergen pada kulit kemudian melihat alergen mana yang memberikan reaksi pada kulit, atau bisa juga dengan memeriksakan IgE Spesifik alergen untuk menentukan secara spesifik alergen mana yang dapat menyebabkan rhinitis alergi.
Rhinitis alergi sering dikaitkan dengan asma karena kedua kondisi mempengaruhi saluran nafas dan memiliki beberapa gejala yang mirip. Banyak anak yang menderita Rhinitis alergi juga memiliki asma, dan sebaliknya, banyak anak dengan asma juga memiliki RA. Kombinasi kedua kondisi ini disebut sebagai Sindrom Asma-Rhinitis Alergi (ARIA) dan memerlukan perhatian khusus untuk memastikan kesejahteraan anak.
Baca juga: KENAPA BAYI MENENDANG DALAM KANDUNGAN?
ARIA dapat memperburuk gejala kedua kondisi ini, karena inflamasi pada hidung dapat menyebar ke saluran udara lain seperti bronkus dan menyebabkan sumbatan, sementara itu, kontraksi otot-otot saluran nafas yang terjadi pada asma dapat memperburuk sumbatan hidung.
Beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya Rhinitis Alergi:
– Riwayat keluarga dengan rinitis alergi atau asma
– Paparan terus-menerus pada alergen seperti debu, bulu binatang, dan serbuk sari tumbuhan
– Paparan pada rokok atau asap rokok
– Infeksi saluran pernapasan seperti sinusitis atau infeksi telinga
– Riwayat kontak dengan binatang peliharaan
Baca juga: PENJELASAN HAMIL ANGGUR
GEJALA RHINITIS ALERGI
Gejala yang sering muncul pada Rhinitis Alergi meliputi:
– Hidung gatal dan bersin: Ini adalah gejala utama dari RA, hidung akan merasa gatal dan sering bersin-bersin.
– Hidung tersumbat atau meler: Hidung akan terasa tersumbat dan mungkin juga mengeluarkan lendir berlebihan.
– Pembengkakan dan peradangan pada hidung dan sekitar mata: Hidung dan sekitar mata akan terasa bengkak dan memerah, dan mungkin juga terasa sakit atau berair.
– Menarik-narik/menggosok gosok hidung: Anak akan sering menarik-narik/menggosok-gosok hidung mereka sebagai tindakan refleks untuk meredakan hidung yang gatal. Kadang akan muncul seperti geris hitam melintang di hitung karena terlalu sering menggosok-gosok hidung
– Sesak napas: Anak mengalami sesak napas karena hidung mereka yang tersumbat.
– Nyeri atau sakit pada telinga: Nyeri atau sakit pada telinga mungkin terjadi karena saluran hidung dan telinga berkaitan, dan hidung tersumbat dapat mempengaruhi sirkulasi udara pada telinga dan menyebabkan infeksi pada telinga
– Gangguan tidur: Anak akan mengalami gangguan tidur karena hidung tersumbat atau bersin-bersin yang mengganggu mereka saat tidur.
– Gangguan konsentrasi atau produktivitas: Gejala Rhinitis alergi dapat mempengaruhi konsentrasi dan produktivitas anak, terutama jika mereka mengalami sesak napas atau tidak dapat tidur dengan baik.
Gejala-gejala ini dapat muncul setelah pajanan alergen seperti debu, bulu binatang, atau serbuk sari tumbuhan dan dapat memburuk dengan pajanan alergen berulang atau kondisi lingkungan tertentu seperti suhu dan kelembapan. Gejala dapat bervariasi dalam intensitas dan frekuensi, dan beberapa anak mungkin hanya mengalami gejala ringan sedangkan yang lain mungkin mengalami gejala yang lebih berat.
TATALAKSANA RHINITIS ALERGI
Pengobatan rinitis alergi pada anak dapat meliputi obat antihistamin, steroid nasal, dan imunoterapi. Obat antihistamin dapat membantu mengatasi gejala seperti hidung tersumbat dan bersin-bersin. Steroid nasal yang disemprotkan kedalam hidung dapat membantu mengurangi peradangan pada hidung dan membantu mengatasi gejala. Imunoterapi (terapi imun) dapat dilakukan, namun pengobatan ini merupakan pengobatan jangka panjang yang bertujuan untuk mengurangi sensitivitas tubuh terhadap alergen.
Sebagai orang tua, kita juga dapat melakukan pencegahan untuk mengurangi terjadinya Rhinitis Alergi pada anak, seperti:
1.Hindari paparan pada alergen yang menyebabkan rinitis alergi
2.Cuci bantal dan kasur secara rutin
3.Hindari paparan pada asap rokok
4.Gunakan AC atau pembersih udara untuk membantu mengatasi partikel debu
Orangtua dan profesional kesehatan berperan penting dalam mengatasi rinitis alergi pada anak. Mereka harus memahami gejala dan faktor risiko rinitis alergi serta membantu anak untuk memahami dan mengatasi gejalanya. Mereka juga harus memastikan bahwa anak menerima pengobatan yang tepat dan membantu anak untuk memahami bagaimana mengatasi gejalanya seiring waktu untuk memperbaiki kualitas hidup mereka.
Referensi:
- Hamouda S, Karila C, Connault T, Scheinmann P, de Blic J. Allergic rhinitis in children with asthma: a questionnaire-based study. Clin. Exp. Allergy 2008; 38: 761–6.
- Ait-Khaled N, Anderson HR, Asher MI et al. Worldwide time trends for symptoms of rhinitis and conjunctivitis: phase III of the International Study of Asthma and Allergies in Childhood. Pediatr. Allergy Immunol. 2007; 19: 110–24.
- Scadding GK, Durham SR, Mirakian R et al. BSACI guidelines for the management of allergic and non-allergic rhinitis. Clin. Exp. Allergy 2008; 38: 19–42.
- Yuksel H, Sogut A, Yilmaz H, Yilmaz O, Dinc G. Sleep actigraphy evidence of improved sleep after treatment of allergic rhinitis. Ann. Allergy Asthma Immunol. 2009; 103: 290–4.
- Erbas B, Akram M, Dharmage SC, Tham R, Dennekamp M, Newbigin E, et al. The role of seasonal grass pollen on childhood asthma emergency department presentations. Clin Exp Allergy 2012;42:799-805.
- Alm B, Goksör E, Thengilsdottir H, Pettersson R, Möllborg P, Norvenius G, et al. Early protective and risk factors for allergic rhinitis at age 4½ yr. Pediatr Allergy Immunol 2011;22:398-404.
- Silva CH, Silva TE, Morales NM, Fernandes KP, Pinto RM. Quality of life in children and adolescents with allergic rhinitis. Braz J Otorhinolaryngol 2009;75:642-9.
No Comments
Sorry, the comment form is closed at this time.