Emergency Call
Call Center
Follow Us

Penyakit Pernapasan Pada Anak, Kenali Penyebab Dan Cara Mengatasinya

Mengenal Penyakit Pernapasan Pada Anak - RSIA Bina Medika

Penyakit Pernapasan Pada Anak, Kenali Penyebab Dan Cara Mengatasinya

Anak-anak sangat rentan terhadap penyakit, bahkan gangguan pernapasan. Penyakit pernapasan pada anak-anak adalah penyakit yang sangat umum. Jadi, orang tua harus mengetahui apa saja gangguan pernapasan yang dialami anak dan bagaimana cara mengatasinya.

Jenis penyakit pernapasan apa yang diderita anak-anak?

Masalah pernapasan pada anak-anak adalah penyakit umum anak Anda. Paling sering, orang tua mengeluh bahwa napas anak mereka terdengar seperti ada sesuatu yang menghalangi, bagian lain dari pernapasan anak.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah jenis penyakit pernapasan pada anak yang perlu dipahami orang tua:

1. Selesma (common cold)

Salah satu penyakit pernapasan paling umum pada anak-anak dan orang dewasa. Selesma memiliki gejala:

– Batuk
– Pilek
– Kehilangan selera makan
– Sakit tenggorokan

Sedikitnya 200 virus dapat menyebabkan selesma, dan virus ini menyebar melalui tangan atau benda orang yang terinfeksi. Selesma adalah penyakit yang sangat menular yang sering dialami anak-anak.

Cara merawat anak yang mengalami selesma

Jika anak Anda mengalami penyakit pernapasan ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk si kecil, yaitu:

– Gunakan penyedot lendir untuk mengeluarkan lendir dari hidung
– Membersihkan wajah anak untuk menghindari iritasi kulit akibat lendir
– Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum memberikan obat flu
Meski merupakan penyakit pernapasan yang dapat sembuh dengan sendirinya, namun hal yang lebih serius dapat terjadi pada anak-anak.

Orang tua harus waspada jika anak mengalami demam lebih dari 38 derajat, sakit telinga, ruam kulit, dan sesak napas.

2. Flu

Penyakit pernapasan pada anak selanjutnya adalah pilek atau flu. Ini berlaku untuk masalah kesehatan yang paling sering dialami anak, terutama jika pola makan anak tidak diikuti dengan benar. Flu memiliki gejala seperti:

– Demam
– Tubuh menggigil
– Kelelahan yang parah
– Nyeri otot
– Batuk kering
Sama seperti selesma, flu pada anak disebabkan oleh virus yang ditularkan dari orang yang terinfeksi melalui droplet atau benda yang terkontaminasi oleh orang sakit.

Mengobati flu pada anak

Jika anak Anda mengalami pilek dengan demam lebih dari 38,5 derajat Celcius, Anda dapat memberikan ibuprofen atau obat antipiretik lainnya seperti paracetamol.

Jika anak Anda sakit telinga akibat flu dan demam selama 3 hari, segera temui dokter.

Apalagi jika penyakit pernapasan anak sudah berkembang hingga membuat anak sulit bernapas.

Untuk mengurangi keparahan flu, Anda bisa memberikan vaksin flu pada anak usia di atas 6 bulan. Ulangi hal ini setiap tahun agar flu tidak semakin parah.

3. Bronkitis

Bronkitis adalah infeksi paru-paru, biasanya disebabkan oleh respiratory syncytial virus (RSV). Jenis virus ini menyebar melalui udara, tangan, dan benda orang yang terinfeksi.

RSV dapat menginfeksi lebih dari 90 persen anak-anak dalam dua tahun pertama kehidupan. Beberapa gejala bronkitis adalah:

– Pilek
– Mengi
– Pernapasan cepat
– Sulit bernapas
– Batuk berdahak atau kering
– Demam
Infeksi RSV dapat menyebar ke penyakit lain. Misalnya, infeksi RSV dapat menyebabkan pembengkakan pada lapisan saluran udara di paru-paru (bronkiolus). Pembengkakan menekan bronkiolus dan menyebabkan sesak napas. Kondisi ini dapat memburuk pada tiga hari pertama infeksi dan segera membaik.

Cara mengobati bronkitis

Untuk mengobati penyakit pernapasan pada anak, bronkitis, dokter dapat meresepkan obat asma. Jika anak mengalami demam dan lebih dari 38,5 derajat, berikan ibuprofen sesuai petunjuk penggunaan.

Kondisi yang perlu ke dokter:

– Pernapasan anak lebih cepat dari 60 napas per menit
– Bibir dan kulit biru
– Demam lebih dari 3 hari
– Batuk lebih dari 3 minggu

4. Pneumonia

Menurut situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pneumonia adalah radang paru akut yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.

Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah pneumokokus, Haemophilus influenza tipe b (HiB), dan stafilokokus.

Ada banyak virus penyebab pneumonia, antara lain rhinovirus, respiratory syncytial virus (RSV), dan virus influenza. Bahkan, virus campak dapat menyebabkan komplikasi yang berujung pada pneumonia.

Sekitar 15 persen kematian anak di seluruh dunia disebabkan oleh pneumonia, sehingga penyakit pernafasan pada anak ini cukup serius dan perlu ditangani dengan baik.

Gejala pneumonia pada anak-anak meliputi:

– Batuk terus menerus
– Demam
– Berkeringat dan menggigil di seluruh tubuh
– Pernapasan tidak teratur
– Bayi menunjukkan muntah dan kelemahan
Bayi berusia antara 0 dan 2 tahun memiliki risiko tinggi terkena pneumonia, sehingga membutuhkan perawatan khusus.

Cara mengobati pneumonia pada anak

Jika anak mengalami pneumonia, dokter akan segera melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kondisi paru-paru anak.

Bayi membutuhkan lebih banyak oksigen untuk bernapas dengan baik. Cara mencegah penyakit pernafasan pada anak tersebut adalah dengan memvaksinasi bayi secara lengkap.

Imunisasi terkait pneumonia dapat mengurangi kejadian pneumonia hingga 50 persen.

IDAI merekomendasikan imunisasi PCV untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun.

5. Asma

Asma adalah penyakit pernapasan kronis yang dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Masalah kesehatan yang satu ini dapat menyebabkan mengi berulang, batuk, sesak napas, dan kesulitan bernapas.

Asma menyebabkan penyempitan saluran udara. Kondisi ini terjadi ketika zat iritasi atau alergen masuk.

Kondisi pernapasan ini biasa terjadi pada anak-anak dengan alergi lain, seperti eksim.

Bagaimana cara mengobati asma pada anak?

Anak yang menderita asma perlu ke dokter untuk menjaga kondisinya tetap dalam keadaan baik. Biasanya dokter memberikan obat-obatan yang digunakan dalam jangka panjang untuk mengendalikan peradangan atau pembengkakan pada saluran napas anak.

Ada juga obat-obatan yang dihirup dalam bentuk inhaler, yang melemaskan saluran udara lebih cepat. Ini akan membantu anak bernapas dengan normal.

Anda harus membawanya ke dokter ketika penyakit pernapasan pada anak sudah mencapai tahap:

– Mengi sangat parah sehingga tidak membaik bahkan jika Anda diberi obat asma
– Sulit bernapas
– Sianosis (kulit dan bibir kebiruan)
– Mengi yang tidak hilang dalam lima hari
Untuk mencegah asma pada anak, jaga kelembaban dalam ruangan di bawah 50 persen. Ini menyebabkan alergi tungau jamur di beberapa tempat, seperti karpet

6. Alergi

Menurut Mott Children’s Hospital Michigan Medicine, alergi juga bisa menyebabkan masalah pernapasan pada anak. Kondisi ini ditandai dengan beberapa hal, yaitu:

– Hidung tersumbat atau berair
– Mata berair cukup parah
– Anak itu memiliki lingkaran hitam di bawah matanya
kehilangan selera makan
– Bayi dan anak-anak di bawah usia 3 tahun lebih mungkin terkena penyakit pernapasan daripada anak yang lebih tua.

Mengatasi alergi pada anak

Jika anak Anda mengalami kesulitan bernapas dan penyakit alergi, ada cara untuk menghindari pemicunya. Jika anak Anda alergi debu dan menyebabkan sesak, bersihkan rumah secara rutin untuk mencegah sesak.

7. Sinusitis

Sinusitis adalah peradangan atau pembengkakan jaringan yang melapisi sinus. Cairan ini dapat terkumpul di kantung berisi udara di belakang hidung dan mata, menyebabkan infeksi. Sinusitis sering disertai dengan pilek dan memicu alergi.

Sinusitis dapat menyebabkan beberapa penyakit, seperti:

– Nyeri di belakang mata dan hidung
– Sangat sesak karena sulit bernapas
– Batuk
– Pilek
Sinusitis dapat bertahan lebih lama pada anak dibandingkan pada orang dewasa karena obat yang diberikan tidak boleh sembarangan.

Jika anak mengalami infeksi sinus dan terjadi infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik.

8. Tuberkulosis (TBC)

WHO memperkirakan sekitar 550.000 anak terinfeksi tuberkulosis setiap tahun. Meski tidak jauh berbeda dengan TBC pada orang dewasa, TBC pada anak dianggap lebih berbahaya karena dapat muncul dengan cepat setelah adanya bakteri penyebab infeksi.

Pada anak-anak, tuberkulosis ditularkan dari orang dewasa yang terjangkit tuberkulosis. Namun, jika seorang anak terdiagnosis TBC, tidak akan menulari anak lainnya. Sumber utama penularan tuberkulosis pada anak justru lingkungan tempat orang dewasa tertular tuberkulosis.

Berdasarkan situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gejala penyakit pernapasan pada anak ini adalah:

– Demam lebih dari 2 minggu (biasanya tidak terlalu tinggi).
– Nafsu makan dan berat badan menurun atau tidak ada peningkatan selama 2 bulan berturut-turut.
– Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu atau semakin parah. Anak tampak lesu dan tidak seaktif biasanya.
– Benjolan yang teraba di belakang leher (biasanya lebih dari satu).
– Kontak erat dengan penderita tuberkulosis paru aktif
Namun, tidak satu pun dari gejala di atas yang spesifik untuk tuberkulosis, karena penyakit kronis lainnya juga dapat memiliki gejala yang sama.

Jadi, jika orang tua melihat anaknya memiliki tanda-tanda di atas dan ingin memeriksakan diri ke dokter, tes Mantoux adalah cara yang tepat untuk mendiagnosisnya. Tes ini dilakukan dalam dua kali kunjungan. Pada kunjungan pertama, dokter akan menyuntikkan cairan tuberkulin ke kulit lengan bawah. Hasilnya akan terlihat pada kunjungan berikutnya.

Seorang anak dikatakan positif TBC jika setelah 48 hingga 72 jam muncul benjolan mirip gigitan nyamuk di tempat suntikan.

Dokter biasanya menyarankan pemeriksaan lanjutan, yang terdiri dari rontgen dada, tes dahak, dan tes darah.

Jika tes penyakit pernapasan TBC masa kanak-kanak positif, anak Anda akan menerima pengobatan rutin selama enam bulan.

Apabila anak anda memiliki gejala penyakit tersebut, segera konsultasi dengan dokter spesialis kami di RSIA Bina Medika.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.

Berikan Kesehatan Yang Terbaik
Untuk Anda dan Keluarga