Emergency Call
Call Center
Follow Us

Penting! Faktor Risiko Kista

Penting! Faktor Risiko Kista

Berikut beberapa faktor pemicu yang harus diketahui:

1. Usia

Menurut U.S National Library of Medicine (NLM), wanita yang berusia di antara usia pubertas sampai menopause menempati risiko paling tinggi untuk terkena kista di bagian ovarium.

Pasalnya pada masa ini wanita masih mengalami periode menstruasi.

Pada saat wanita mengalami menstruasi, munculnya benjolan cairan di ovarium bisa saja terbentuk.

Ini bukan menjadi masalah selama benjolan di ovarium bisa hilang dengan sendirinya, tidak membesar, dan tidak menyebabkan gejala.

Kondisi penyebab kista ovarium jarang terjadi pada wanita setelah menopause.

Namun, wanita yang sudah menopause dan mempunyai benjolan berisi cairan di ovarium mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker ovarium.

2. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Wanita yang memiliki sindrom ovarium polikistik mempunyai risiko benjolan di ovarium yang lebih tinggi.

Sindrom ovarium polikistik terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup hormon bagi folikel dalam ovarium untuk melepaskan sel telur.

Akibatnya, terbentuklah benjolan folikel. Sindrom ovarium polikistik juga dapat mengganggu produksi hormon pada wanita, sehingga banyak masalah yang dapat terjadi karena hal ini.

3. Endometriosis

Endometriosis terjadi saat bagian dari jaringan yang melapisi rahim (endometrium) terbentuk di bagian luar rahim, seperti pada tuba falopi, ovarium, kandung kemih, usus besar, vagina, ataupun rektum.

Terkadang, kantung berisi darah (benjolan/fibroid) terbentuk pada jaringan ini. Benjolan berisi yang terbentuk karena endometriosis ini disebut dengan endometrioma.

Benjolan ini dapat menyebabkan pengidap merasa sakit saat berhubungan intim dan selama periode menstruasi.

4. Obat penyubur kandungan

Obat penyubur kandungan biasanya dipakai untuk membantu ovulasi (melepaskan sel telur) seperti gonadotropin, clomiphene citrate, ataupun letrozole.

Ini karena mereka dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh.

Penggunaan obat penyubur kandungan juga dapat meningkatkan risiko adanya benjolan di ovarium, seringnya dalam jenis kista fungsional.

Penggunaan obat ini dapat menyebabkan terbentuknya kondisi ini dalam jumlah banyak dan dalam ukuran besar pada ovarium.

Kondisi ini disebut dengan sindrom hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulation syndrome).

5. Kemoterapi dengan tamoxifen

Wanita pengidap kanker payudara yang pernah menjalankan kemoterapi dengan tamoxifen memiliki risiko adanya benjolan di ovarium yang lebih tinggi.

Tamoxifen dapat menyebabkan terbentuknya benjolan di ovarium Namun, benjolan berisi cairan ini dapat hilang setelah pengobatan selesai.

Hubungi Informasi & pendaftaran lebih lanjut:
Customer Care RSIA Bina Medika
0821-6980-0909

No Comments

Leave a Reply

Berikan Kesehatan Yang Terbaik
Untuk Anda dan Keluarga