Emergency Call
Call Center
Follow Us

Pengobatan Infeksi Daerah Kewanitaan

Infeksi Daerah Kewanitaan - RSIA Bina Medika

Pengobatan Infeksi Daerah Kewanitaan

Artikel: dr. Mas Aditya RSIA Bina Medika

Pengobatan Infeksi Daerah Kewanitaan. Vaginosis bakterial merupakan kondisi infeksi pada daerah kewanitaan, spesifiknya pada vagina, yang menyebabkan gejala berupa keputihan. Hal ini dapat terjadi pada populasi wanita usia berapa pun, meski demikian, secara epidemiologi Vaginosis bakterial lebih sering terjadi pada wanita usia 14 – 49 tahun. 1

Penyebab

Vaginosis bakterial terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara bakteri baik dan bakteri jahat pada daerah vagina. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kondisi tersebut antara lain:

– Kondisi hormonal akibat proses menstruasi, kehamilan dan atau menopause

– Pembersihan vagina (vaginal douching) rutin

– Penggunaan antibiotik jangka panjang

– Penggunaan Intrauterine Device (IUD)

– Aktivitas seks berganti pasangan tanpa perlindungan (kondom)

– Merokok

Meski Vaginosis bakterial dapat disebabkan akibat aktivitas seks bergantian pasangan tanpa perlindungan (kondom), namun penyakit ini tidaklah selalu tergolong sebagai sebuah penyakit menular seksual. 2 Hal ini dikarenakan penyebab dari terjadinya Vaginosis bakterial tidak sepenuhnya terjadi akibat adanya infeksi akibat aktivitas seksual.

Gejala

Tanda dan gejala Vaginosis bakterial yang utama adalah adanya keputihan yang disertai bau amis, berwarna putih atau keabu-abuan, dapat disertai dengan nyeri saat Buang Air Kecil (BAK), gatal pada daerah kemaluan dan atau nyeri saat berhubungan seksual. Beberapa keluhan lain seperti adanya demam dan nyeri pada daerah panggul juga dapat terjadi, terutama di saat sudah adanya komplikasi dari proses infeksi tersebut.

Pemeriksaan

Beberapa pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter atau tenaga medis lainnnya dalam menilai kondisi Vaginosis bakterial antara lain: 3

– Pemeriksaan fisik genitalia eksterna: yang akan mengevaluasi bagian luar kemaluan untuk menilai ada tidaknya infeksi lain di bagian luar dari kemaluan.

– Pemeriksaan inspekulo: yaitu pemeriksaan vagina menggunakan speculum untuk menilai bagian dalam seperti vagina dan serviks, dan mengevaluasi keputihan, tanda infeksi serta tanda dan gejala infeksi lainnya.

– Pemeriksaan swab vagina: merupakan pemeriksaan laboratorium berupa pengambilan sampel discharge vagina untuk menilai penyebab infeksi dan menyingkirkan kemungkinan infeksi lainnya seperti klamidia, gonorea dan kandidiasis.

– Pemeriksaan dalam (vaginal touche) juga dapat dilakukan apabila ada kecurigaan infeksi pada daerah panggul.

Terapi

Vaginosis bakterial umumnya diberikan terapi antibiotik. Beberapa jenis antibiotik yang biasa diberikan pada kondisi ini adalah Metronidazole dan Klindamisin. Terapi umumnya diberikan selama 5 – 7 hari. Apabila ditengah fase terapi gejala sudah tidak ada, tetaplah konsumsi antibiotik hingga habis.

Beberapa kasus Vaginosis bakterial dapat sembuh sendiri. Meski demikian, pada kondisi tertentu seperti infeksi berulang, kehamilan dan atau upaya persiapan prosedur maka konsultasikan dan periksakan diri ke dokter segera. Hal ini untuk mencegah terjadinya komplikasi dari Vaginosis bakterial, baik ke organ lainnya maupun kepada kondisi kehamilan. 4

Vaginosis bakterial juga memiliki risiko hingga 80% dapat terjadi berulang setelah dilakukan terapi, apabila kondisi ini terjadi berulang, maka periksakanlah ke dokter segera.

Komplikasi

Beberapa komplikasi terkait Vaginosis bakterial antara lain:

– Co Infeksi dengan penyakit menular seksual lainnya seperti klamidia atau gonorea

– Infeksi daerah panggul (Pelvic Inflammatory Disease)

– Risiko persalinan preterm pada kehamilan

– Risiko abortus pada trimester pertama kehamilan

– Risiko korioamnionitis (infeksi pada cairan ketuban), ketuban pecah dini, serta infeksi rahim setelah persalinan (postpartum endometritis).5

Referensi:

  1. Javed A, Parvaiz F, Manzoor S. Bacterial vaginosis: An insight into the prevalence, alternative treatments regimen and it’s associated resistance patterns. Microb Pathog. 2019 Feb; 127:21-30
  2. Coughlin G, Secor M. Bacterial vaginosis: update on evidence-based care. Adv Nurse Pract. 2010 Jan;18(1):41-4, 53
  3. Secor M, Coughlin G. Bacterial vaginosis update. Adv NPs PAs. 2013 Aug;4(8):23-6.
  4. Yudin MH, Money DM. No. 211-Screening and Management of Bacterial Vaginosis in Pregnancy. J Obstet Gynaecol Can. 2017 Aug;39(8):e184-e191.
  5. Han C, Li H, Han L, Wang C, Yan Y, Qi W, Fan A, Wang Y, Xue F. Aerobic vaginitis in late pregnancy and outcomes of pregnancy. Eur J Clin Microbiol Infect Dis. 2019 Feb;38(2):233-239.
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.

Berikan Kesehatan Yang Terbaik
Untuk Anda dan Keluarga