Mastitis Penyebab Nyeri Saat Menyusui
Istilah mastitis mungkin masih sedikit asing bagi sebagian orang. Namun, jika Anda ibu hamil yang menunggu HPL, mastitis merupakan kondisi yang perlu dipahami.
Meski menyusui merupakan hal yang wajar, namun banyak kendala yang bisa dihadapi seorang ibu pada tahap awal menyusui. Misalnya, selama beberapa minggu pertama setelah melahirkan, beberapa ibu mungkin tidak dapat menyusui dengan lancar karena payudara terasa nyeri saat ASI keluar dari puting.
Kondisi ini sebenarnya tidak berkaitan dengan masalah kesehatan ibu namun terkadang stres dan rasa tidak aman menyebabkan proses menyusui mengalami efek samping tersebut.
Pembengkakan payudara dan postur tubuh yang buruk saat menyusui juga dapat menyebabkan nyeri saat menyusui.
Namun tidak hanya itu, ada kondisi lain yang bisa menyebabkan nyeri saat menyusui yaitu mastitis.
Apa itu mastitis?
Mastitis laktasi adalah infeksi jaringan payudara saat menyusui. Penyebab utama mastitis adalah tersumbatnya kelenjar susu akibat tersumbatnya saluran susu dan disertai bakteri yang masuk ke jaringan payudara ibu melalui puting susu. Mastitis jenis lain (non-breastfeeding mastitis) juga dapat terjadi pada ibu yang tidak menyusui, namun kondisi ini jarang terjadi.
World Health Organization atau WHO menyatakan bahwa kejadian mastitis pada ibu menyusui sangat bervariasi, dari 2% sampai 33%, biasanya menyerang ibu setelah 2-3 minggu menyusui.
Rasa sakit mastitis begitu hebat sehingga banyak ibu berhenti menyusui setelah mengalami mastitis.
Tanda dan gejala mastitis
Beberapa tanda umum yang dikenal sebagai gejala mastitis adalah:
– Nyeri pada payudara yang terkena.
– Pembengkakan dan kemerahan pada kulit payudara. Demam.
– Penyakit seperti flu atau gejala mirip flu (seperti menggigil dan menggigil).
– Jika ibu terus mengalami gejala mastitis ini, perlahan akan terbentuk kantung nanah di payudara ibu yang dikenal dengan abses laktasi (bisul di payudara ibu menyusui).
Bila keadaan ini sudah terjadi, rasa sakit akan semakin hebat dan demam akan semakin tinggi, yang sangat berbahaya bagi kesehatan ibu.
Bagaimana cara mengobati mastitis?
Untuk mendiagnosis mastitis, dokter biasanya melakukan pemeriksaan rontgen berupa USG atau USG. Tes ini sangat aman dan tidak sakit karena alat yang digunakan sama seperti USG kehamilan, perbedaannya hanya terletak pada posisi alat yang ditempelkan pada payudara ibu.
Karena mastitis disebabkan oleh saluran susu yang tersumbat dan infeksi bakteri, pengobatan ditujukan untuk menghilangkan kedua faktor tersebut.
Laksanakan ASI langsung
Pengobatan mastitis adalah memperlancar aliran ASI dengan cara menyusui langsung atau direct feeding sesering mungkin.
Jika Anda kesakitan, Anda dapat meredakan nyeri dengan melakukan kompres hangat dan memijat payudara Anda sebelum dan sesudah menyusui. Namun bila menyusui tidak memungkinkan karena nyeri yang cukup hebat, ibu dapat menggunakan alternatif lain, seperti memerah ASI atau pompa ASI.
Selain itu, ibu tidak dianjurkan untuk menggunakan bra menyusui yang terlalu ketat agar tidak bergesekan dengan area yang nyeri.
Pemberian antibiotik
Mengurangi infeksi bakteri dengan pemberian antibiotik yang aman untuk ibu menyusui dan bayi.
Namun ibu harus berhati-hati karena selama menyusui, beberapa obat dilarang oleh ibu karena dapat membahayakan bayi. Ingatlah untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda untuk perawatan yang aman.
Komplikasi mastitis
Mastitis adalah suatu kondisi yang dapat menyebabkan komplikasi lain seperti abses payudara.
Berbeda dengan pengobatan mastitis, pengobatan abses melibatkan pembedahan atau pembedahan untuk mengeluarkan nanah yang terkumpul di payudara (disebut drainase atau drainase abses). Operasi ini sangat diperlukan, karena meninggalkan abses dapat membahayakan kesehatan ibu, serta menimbulkan rasa sakit yang hebat dan berkepanjangan.
Pencegahan mastitis
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi jaringan payudara atau mastitis, antara lain:
Susui bayi Anda secara teratur langsung atau langsung dari payudara karena ini akan memastikan pengosongan payudara yang optimal daripada memompanya keluar. Perlu diperhatikan teknik menyusui yang benar agar sedotan ASI juga lebih efektif.
Perah ASI sesering mungkin saat menyusui langsung tidak memungkinkan (untuk menghindari saluran ASI tersumbat).
Oleskan air panas dan pijat payudara Anda sebelum dan sesudah memerah susu untuk pengosongan payudara yang optimal. Hindari penggunaan bra menyusui yang terlalu ketat.
Pertahankan kondisi umum (istirahat dan nutrisi yang cukup). Jika memungkinkan, mintalah bantuan suami, orang tua atau babysitter untuk merawat bayi agar ibu juga cukup istirahat dan tidak mudah sakit.
Konsultasikan dengan konsultan laktasi jika Anda memiliki masalah dengan teknik menyusui Anda.
Sangat penting untuk mewaspadai mastitis agar momen kebersamaan antara ibu dan bayi tidak terganggu. Jadi segera periksakan dan temui dokter di RSIA Bina Medika jika hal ini terjadi.
No Comments
Sorry, the comment form is closed at this time.