
Gigi Bungsu Mengganggu? Segera Lakukan Ini!
Gigi bungsu adalah gigi yang letaknya ada di paling belakang dari deretan gigi geraham. Seperti namanya, ini adalah gigi yang paling terakhir tumbuh, biasanya pada usia remaja atau dewasa. Karena tumbuh paling akhir, gigi ini terkadang tidak mendapat ruang yang cukup. Bahkan, pada beberapa kasus, tidak bisa keluar dari gusi.
Kondisi ini bisa menyebabkan impaksi, di mana gigi ini tidak tumbuh dengan sempurna. Gigi bungsu yang impaksi dapat menyebabkan sakit pada gigi dan gusi. Oleh karena itu, pengobatan perlu segera dilakukan agar tidak menimbulkan masalah lebih lanjut.
Penyebab gigi bungsu
Munculnya gigi bungsu pada dasarnya adalah hal yang wajar. Gigi ini biasanya tumbuh antara usia 17 dan 25 tahun. Sakit gigi ini sering terjadi karena tulang rahang yang sangat sempit sehingga tidak tersedia cukup ruang bagi gigi untuk tumbuh. Gigi bungsu dapat terpengaruh apabila:
– Tidak tersedia cukup ruang pada rongga mulut.
– Terdapat sumbatan atau sumbatan pada daerah tumbuhnya gigi.
– Gigi tumbuh pada posisi tidak normal. Seperti condong ke arah gigi lainnya.
Faktor Resiko
Beberapa faktor risiko sakit pada gigi tersebut, khususnya:
– Usia 17 hingga 25 tahun
– Memiliki gigi bungsu yang kecil gigi atau struktur rahang sempit. Rahang yang kecil dan sempit berarti gigi ini tidak memiliki cukup ruang untuk berkembang secara normal.
Gejala Gigi Bungsu
Anda hanya bisa mengetahui gigi bungsu mana yang tumbuh melalui rontgen gigi. Dokter RSIA Bina Medika akan melakukan pemeriksaan menggunakan rontgen panoramik untuk tujuan merekam gambar seluruh gigi dan rahang, untuk mengetahui posisi gigi tersebut.
Selain melalui rontgen, tumbuhnya gigi ini juga bisa dikenali melalui gejalanya. Beberapa gejala yang sering berkaitan dengan tumbuhnya gigi ini, yaitu:
– Pembengkakan gusi, biasanya di belakang gigi geraham kedua.
– Sakit rahang.
– Gusi berdarah atau lunak.
– Kesulitan membuka mulut lebar-lebar.
– Rasa tidak enak pada mulut.
– Bau mulut.
Nyeri akibat gigi ini bisa berkisar ringan hingga sesekali terasa tajam menusuk. Anda mungkin juga akan merasa tidak nyaman saat mengunyah. Jika muncul gejala demikian, biasanya hal tersebut menjadi pertanda impaksi.
Diagnosis gigi bungsu
Diagnosis masalah gigi bungsu dapat dilakukan oleh dokter gigi atau dokter bedah mulut. Dokter dapat mengevaluasi kondisi gigi dan mulut, untuk mengetahui apakah gigi tersebut masih memiliki ruang untuk tumbuh dan apakah terjadi kompresi.
Perawatan Gigi
Gigi bungsu tidak selalu perlu dicabut, apalagi jika terdapat ruang yang cukup pada tulang rahang agar gigi dapat tumbuh dengan baik. Perawatan lebih lanjut diperlukan bila gigi sudah tidak ada lagi ruang untuk tumbuh dan terjadi kehilangan gigi.
Berikut beberapa pilihan perawatan untuk gigi bermasalah:
1. Penatalaksanaan Gigi Bungsu Tanpa Gejala
Jika gigi tersebut tidak menimbulkan gejala atau masalah mulut lainnya, maka tergolong tanpa gejala.
Meskipun hal ini tidak selalu terjadi, dokter Anda mungkin tetap menyarankan agar Anda mencabut gigi tersebut untuk menghindari kemungkinan masalah di kemudian hari.
2. Operasi pengangkatan Gigi
Gigi bagian bawah yang menimbulkan nyeri atau masalah gigi lainnya harus diangkat melalui pembedahan. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mencegah infeksi, penyakit gusi, kerusakan gigi, dan pembentukan kista.
Prosedur ini meliputi:
– Sedasi atau anestesi.
Dokter biasanya akan memberikan anestesi lokal untuk mematikan rasa pada mulut.
Anestesi sedasi menurunkan kesadaran atau bahkan anestesi umum dapat menghilangkan kesadaran.
– Pencabutan gigi.
Saat pencabutan gigi, dokter gigi atau ahli bedah mulut akan membuat sayatan pada gusi dan membuang tulang yang menghalangi akses ke akar gigi yang terkena.
– Penjahitan.
Setelah gigi dicabut, dokter gigi atau ahli bedah mulut biasanya menutup luka dengan jahitan dan membalut ruang (soket gigi) dengan kain kasa.
Pencabutan gigi bungsu dapat menyebabkan rasa sakit dan pendarahan, serta pembengkakan pada lokasi atau rahang. Kondisi ini bisa membuat kamu kesulitan saat membuka mulut lebar-lebar karena pembengkakan pada otot rahang. Namun, kamu tidak perlu khawatir, karena efek samping pembedahan biasanya hanya bertahan sementara.
Dokter akan memberikan instruksi untuk merawat luka dan untuk mengelola rasa sakit dan bengkak.
Seperti minum obat pereda nyeri dan menggunakan kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan.
Cara Alami Mengatasi Sakit Gigi Bungsu
Untuk mencegah sakit gigi mengganggu aktivitas sehari-hari, ada beberapa cara alami yang bisa Anda coba, yaitu:
1. Berkumur dengan air garam
Campurkan satu sendok teh garam dengan secangkir air hangat. Kemudian gunakan larutan ini untuk berkumur-kumur selama beberapa menit. Ulangi beberapa kali sampai rasa sakitnya mereda.
2. Kompres es
Kompres area pipi tempat tumbuhnya gigi bungsu dengan es batu yang dibungkus kain. Lakukan kompres selama 15 hingga 20 menit, berulang kali hingga nyeri mereda.
3. Kunyah kucai
Kucai memiliki sifat anti inflamasi dan antibakteri yang dapat mengurangi peradangan dan melawan infeksi bakteri. Inilah sebabnya mengapa bawang ungu dapat membantu mengobati rasa sakit. Caranya, potong bawang bombay hingga cukup kecil dan kunyah pada gigi yang sakit. Kunyah beberapa menit lalu buang sisa bawang bombay, tidak perlu ditelan.
4. Penggunaan Cengkeh atau Minyak Cengkeh
Selain digunakan sebagai bumbu masakan, cengkeh juga berkhasiat untuk mengobati sakit gigi bungsu. Jika menggunakan cengkeh utuh, tempelkan saja pada gigi yang sakit tanpa dikunyah. Sedangkan jika ingin menggunakan minyak cengkeh, taruh beberapa tetes minyak pada kapas dan oleskan pada gigi yang sakit.
5. Teh celup
Teh mengandung tanin yang memiliki efek antibakteri dan anti inflamasi. Hal ini memungkinkannya mengurangi peradangan dan melawan infeksi bakteri pada gigi yang terkena. Untuk melakukannya, masukkan kantong teh ke dalam lemari es selama beberapa jam. Lalu, tempatkan kantong teh di bagian gigi yang nyeri. Diamkan selama beberapa menit, dan ulangi hingga nyeri hilang.
Pencegahan Gigi Bungsu
Anda mungkin tidak bisa mencegah gigi impaksi. Namun, Anda dapat mencegah infeksi dan kerusakan lain akibat kondisi ini. Dengan menjaga kebersihan mulut dan melakukan pemeriksaan gigi secara rutin minimal 6 bulan sekali.
No Comments
Sorry, the comment form is closed at this time.