Nutrisi Tepat Untuk Orang Obesitas
Kegemukan sering disamakan dengan obesitas. Walaupun kedua istilah tersebut memiliki arti yang berbeda, obesitas adalah kondisi dimana berat badan melebihi berat badan normal sedangkan obesitas adalah kondisi dimana tubuh kelebihan berat badan akibat penumpukan lemak.
Kegemukan dan obesitas dapat terjadi pada kelompok usia dan jenis kelamin yang berbeda. Obesitas remaja adalah obesitas yang terjadi pada usia muda (pada anak-anak). Obesitas adalah kondisi dimana indeks massa tubuh (IMT) anak berada di atas persentil ke-95 pada tumbuh kembang anak berdasarkan jenis kelamin. Hal ini disebabkan adanya ketidakseimbangan antara energi yang disediakan dan energi yang dibutuhkan tubuh untuk berbagai fungsi biologis. seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, tetap sehat. Di Indonesia, hasil Survei Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan prevalensi obesitas pada penduduk usia di atas 18 tahun meningkat dari 11,7 persen (2010) menjadi 15,4 persen (2013). Riskesdas 2013 juga menunjukkan perbedaan antara prevalensi obesitas dengan nilai prevalensi nasional di beberapa provinsi di Indonesia. Peningkatan obesitas berdampak pada peningkatan pembiayaan kesehatan. Obesitas tidak hanya berdampak pada masalah kesehatan fisik, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi
Penyebab obesitas belum bisa dipastikan. Obesitas terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan dan minuman berkalori tinggi tanpa membakar kalori ekstra. Kalori yang tidak terpakai ini kemudian diubah menjadi lemak di dalam tubuh, menyebabkan seseorang bertambah berat badannya dan akhirnya obesitas. Faktor lain yang menyebabkan obesitas adalah:
– Faktor keturunan atau genetik
– Efek samping obat
– Kehamilan
– Kurang tidur
– Penuaan
Penyakit atau masalah medis tertentu
Berdasarkan data Riskesdas, 40,7% masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan berlemak, 53,1% mengonsumsi makanan manis, 93,5% mengonsumsi lebih sedikit sayur dan buah, serta 26,1% kurang aktivitas fisik.
Aturan makan untuk menghindari obesitas adalah:
– Menggunakan piring model T, jumlah sayuran dua kali jumlah karbohidrat (nasi, roti, pasta, dll).
-Jumlah sumber protein sama dengan jumlah makanan berkarbohidrat
-Buah-buahan setidaknya harus sebesar jumlah karbohidrat atau protein. Pilihlah makanan yang Anda sukai, namun tetap perhatikan jumlah, jenis dan waktunya
-Kurangi konsumsi karbohidrat olahan. Karbohidrat olahan adalah karbohidrat yang memiliki struktur glukosa tunggal dan telah mengalami proses pengolahan atau pembuatan makanan berulang kali. Contoh makanan yang tergolong karbohidrat olahan adalah nasi putih dan kelompok makanan yang diproses berulang kali.
Sesuaikan kebiasaan makan Anda dengan piring model T sebagai berikut:
– Konsumsi sayuran dua kali lipat dari jumlah sumber karbohidrat
-Konsumsi sumber protein sama dengan jumlah sumber karbohidrat
-Konsumsi sayur dan/atau buah sekurang-kurangnya harus sesuai dengan jumlah karbohidrat dan protein
-Minyak sebagai bahan makanan, sumber lemak, dapat digunakan untuk mengolah makanan. Jumlah yang disarankan adalah 3-4 porsi atau 3-4 sendok teh
Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit berbahaya. Ingatlah bahwa mencegah pasti lebih baik daripada mengobati.
Konsultasikan nutrisi Anda dengan dokter spesialis di RSIA Bina Medika.
No Comments
Sorry, the comment form is closed at this time.