Kondisi Anak yang memerlukan Ruang perawatan PICU
Anak-anak harus dirawat di ruang PICU jika kebutuhan medis mereka tidak dapat dipenuhi di ruang perawatan biasa. Kondisi yang dapat mengakibatkan anak membutuhkan perawatan intensif antara lain:
1. Penyakit pernapasan serius seperti asma berat, sesak napas karena benda asing, pneumonia, dan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).
2. Infeksi serius seperti meningitis bakteri dan sepsis.
3. Benturan dan luka serius, misalnya akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh, dehidrasi, pendarahan hebat, luka bakar atau sengatan listrik.
4. Gangguan otak seperti tumor, koma, epilepsi dan status epileptikus.
5. Gangguan metabolisme berat seperti ketidakseimbangan elektrolit, ketidakseimbangan asam basa dalam darah (alkalosis dan asidosis) dan ketoasidosis diabetik.
6. Kelainan darah seperti anemia berat dan kanker darah (leukemia).
7. Keracunan obat-obatan atau bahan kimia lain seperti minyak tanah.
8. Kerusakan organ serius seperti gagal ginjal dan hati atau cacat jantung yang parah
9. Cacat bawaan lahir
Anak-anak yang baru saja menjalani operasi besar, seperti operasi jantung, saraf, ortopedi (tulang), termasuk transplantasi THT atau organ, dan amputasi, memerlukan masa pemulihan sementara di ruang PICU sebelum dipindahkan ke rumah sakit umum.
Perawatan dan peralatan medis di ruang PICU
Layaknya Intensive Care Unit (ICU) sebuah rumah sakit, ruang PICU dipantau 24 jam sehari oleh tim medis yang bekerja secara bergilir, memantau dan merawat pasien.
Ruang PICU tidak banyak dikunjungi orang, dan jumlah pasien lebih sedikit dibandingkan bangsal rumah sakit umum. Tujuannya agar pasien tidak tertular dari infeksi.
Peralatan medis di ruang PICU meliputi:
1. Infus
Hampir semua anak yang dirawat di ruang PICU memiliki infus untuk memasukkan cairan, darah, dan obat-obatan melalui pembuluh darah. Infus ini biasanya ditempatkan di lengan atau tangan, tetapi terkadang dapat ditempatkan di kaki, tungkai, atau kulit kepala anak.
2. Kateter vena sentral (central venous catheter)
Untuk memantau kondisi kritis anak, dokter mungkin akan memasukkan selang khusus ke tenggorokan anak. Tabung ini dimasukkan melalui leher ke dalam vena kava (vena cava) untuk memantau tekanan pembuluh darah, kestabilan aliran darah, dan kadar oksigen.
3. Obat khusus
Obat-obatan tertentu hanya dapat diberikan kepada pasien dengan pengawasan khusus, termasuk pasien anak di PICU. Contoh obat ini adalah dobutamin, dopamin, epinefrin dan morfin atau fentanil. Kegunaannya berkisar dari membantu fungsi jantung hingga menjaga tekanan darah dan menghilangkan rasa sakit.
4. Monitor tanda-tanda vital
Di ruang PICU, berbagai alat dipasang di tubuh anak dan dihubungkan dengan monitor untuk memantau tanda-tanda vital anak. Beberapa di antaranya adalah alat yang merekam detak jantung (elektrokardiogram), tekanan darah, laju pernapasan, suhu tubuh, dan kadar oksigen (oksimeter).
5. Alat bantu pernapasan
Anak-anak yang dapat bernapas sendiri biasanya memiliki tabung oksigen atau masker yang menempel di hidung atau wajahnya yang terhubung dengan tabung oksigen. Untuk anak yang mengalami gangguan pernapasan berat atau koma dan tidak dapat bernapas sendiri, dokter akan memasangkan ventilator pada saluran napas.
Sebelumnya, dokter pertama kali melakukan prosedur intubasi dengan memasukkan selang atau tube (ETT) melalui mulut dan turun ke tenggorokan anak. Tabung tersebut kemudian dihubungkan ke ventilator untuk memudahkan pernapasan.
6. Defibrilasi
Anak-anak yang dirawat di PICU berisiko tinggi terkena serangan jantung karena kondisi kritis mereka. Oleh karena itu, ruang PICU harus memiliki alat kejut khusus untuk anak-anak. Alat kejut ini digunakan saat detak jantung anak menjadi tidak teratur atau tidak dapat dideteksi. Di ruang PICU, dokter rutin melakukan pemeriksaan fisik pada pasien anak kritis. Bila perlu, dokter juga melakukan pemeriksaan darah, urine, cairan dan sumsum tulang belakang, rontgen atau USG.
No Comments
Sorry, the comment form is closed at this time.