Emergency Call
Call Center
Follow Us

Diagnosis dan Pengobatan Testis Tidak Turun pada Bayi

Diagnosis dan Pengobatan Testis Tidak Turun pada Bayi

Diagnosis testis yang tidak turun

Untuk mendiagnosis testis tidak turun, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya. Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat dan meraba skrotum dan testis.

Dalam beberapa kasus, langkah-langkah di atas cukup untuk mendiagnosis testis yang tidak turun. Namun, pada beberapa kasus lain, testis mungkin tidak teraba sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Selain itu, ada kondisi lain yang mirip dengan testis tidak turun, seperti hidrokel dan hernia. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang dengan cara sebagai berikut:

– Laparoskopi adalah prosedur memasukkan tabung kamera melalui sayatan kecil di perut anak untuk menentukan letak testis secara detail.
– Pindai dengan USG atau MRI, untuk melihat gambar detail testis dan mengetahui posisinya
– Tes darah, untuk mengetahui kadar hormon yang berhubungan dengan testis yang tidak turun atau tidak ada

Pengobatan testis yang tidak turun

Penanganan testis yang tidak turun ditujukan untuk mengembalikan testis ke posisi normalnya, khususnya di skrotum. Namun, sebelum bayi berusia 6 bulan, dokter tidak akan melakukan cara khusus, karena pada umumnya testis masih bisa turun dengan sendirinya.

Jika setelah 6 bulan testis tidak kunjung turun, dokter akan melakukan tindakan lebih lanjut. Perawatan untuk testis yang tidak turun harus dilakukan antara usia 6 dan 18 bulan untuk hasil terbaik dan untuk mencegah komplikasi. Penanganan testis tidak turun yang mungkin dilakukan dokter antara lain:

Orchidopexy
Orchidopexy adalah operasi untuk memindahkan atau memposisikan testis di dalam skrotum. Operasi ini dilakukan dengan membuat sayatan pada selangkangan atau perut, dilanjutkan dengan pemindahan testis ke skrotum.

Jika posisi testis lebih tinggi atau lebih rendah dari perut, dokter akan melakukan laparoskopi untuk membantu menggerakkan testis.

Setelah operasi, dokter Anda akan memeriksa skrotum Anda, bersamaan dengan ultrasonografi dan tes hormon secara teratur. Hal ini dilakukan untuk memastikan fungsi dan posisi testis tetap normal.

Terapi hormon
Terapi hormon tidak selalu dianjurkan. Namun, dalam beberapa kasus, dokter Anda mungkin menyuntikkan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) untuk merangsang testis turun ke dalam skrotum.

Komplikasi kriptorkismus

Jika tidak dikelola dengan baik, testis yang tidak turun dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti:

– Kanker testis
– Infertilitas
– Hernia inguinalis
– Stres karena skrotum kosong
– Torsi testis

Pencegahan testis tidak turun

Tidak ada tindakan khusus untuk mencegah kriptorkismus. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan ibu hamil untuk mengurangi risiko kondisi ini terjadi pada bayinya, di antaranya:

– Lakukan pemeriksaan antenatal secara rutin, yaitu sebulan sekali pada trimester pertama dan kedua, dan setiap 2 minggu sekali pada trimester ketiga
– Menerapkan pola hidup sehat selama hamil, seperti mengkonsumsi makanan bergizi, rajin berolahraga, tidak merokok dan tidak minum alkohol
– Hindari paparan bahan kimia berbahaya selama kehamilan, seperti bahan kimia pada cat dan produk pembersih
– Menjaga dan mengelola masalah kesehatan yang dihadapi selama kehamilan, seperti diabetes atau obesitas.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.

Berikan Kesehatan Yang Terbaik
Untuk Anda dan Keluarga