Emergency Call
Call Center
Follow Us

Bayi Sering Muntah? Kena GER atau GERD?

Bayi Sering Muntah? Kena GER atau GERD?

Masalah asam lambung lebih akrab terjadi pada orang dewasa. Namun, jangan salah, penyakit ini juga ternyata bisa terjadi pada balita dan anak-anak. Gejala khas dari masalah ini adalah rasa sakit dan tidak nyaman pada perut yang disertai dengan nyeri pada dada jika asam lambung naik ke kerongkongan, sehingga menyebabkan tenggorokan terasa pahit.
Namun, pada anak, gejala yang terjadi bisa berbeda, bergantung pada berapa usianya ketika mengalami masalah asam lambung dan seberapa parah asam lambung ini menyerang bagian organ pencernaannya. Sebenarnya, apa yang menyebabkan anak mengalami asam lambung? Bagaimana penanganan yang bisa diberikan jika terjadi?

Bayi muntah atau gumoh adalah hal yang biasa. Namun jika hal itu sering terjadi, maka Anda perlu mencurigai Si Kecil mengalami gangguan pencernaan. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kelainan yang paling sering menyebabkan muntah pada bayi adalah gastroesophageal reflux atau yang sering juga disebut GER.

“Ini adalah kembalinya isi lambung ke kerongkongan, dan dapat terus keluar lewat mulut. Kandungan isi lambung tersebut dapat berupa air liur, minuman atau makanan, sekresi pankreas, dan sekresi cairan empedu,” kata dr. Muzal Kadim, Sp.A(K) dari Divisi Gastrohepatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.

Menurutnya, regurgitasi (seperti muntah atau gumoh) terjadi pada hampir 70 persen bayi berusia 4 bulan, dan 25 persennya merupakan masalah bagi orang tua.

Menurut American Academy of Pediatrics (APP) masalah GER ini biasanya mulai terjadi ketika bayi berusia 2 atau 3 minggu dan akan memuncak ketika usianya mencapai 4 atau 5 bulan.

Pada kebanyakan bayi, GER akan mulai hilang seiring dengan semakin sempurnanya fungsi saluran pencernaan Si Kecil. Selain itu, gejala GER juga membaik ketika Si Kecil mulai bisa duduk dan mulai diperkenalkan makanan padat.

GER atau GERD?

Selain GER, Moms mungkin juga sering mendengar istilah GERD (gastroesophageal reflux disease). Pada GERD bayi akan muntah dan tampak harus berusaha keras untuk mengeluarkan susu dari dalam perutnya, berbeda dengan GER, di mana susu akan mengalir begitu saja keluar dari mulut bayi.

APP menyebut penderita GER sebagai happy spitter karena bayi yang mengalaminya tidak tampak menderita. Sedangkan bayi dengan GERD kerap muntah dan tampak mengedan, tidak nyaman, serta rewel.

Perlu diketahui, sebagian besar muntah bayi merupakan hal yang abnormal. Muntah tersebut dapat menjadi indikasi adanya GERD, sumbatan usus, infeksi telinga, infeksi usus, infeksi paru, radang otak, atau alergi protein. Nah, jika keluarnya isi lambung tersebut menyebabkan gejala atau komplikasi penyakit lainnya, maka disebut GERD.

Jika Si Kecil mengalami GERD, maka gumoh atau muntahnya akan berkaitan dengan penurunan berat badan, rewel, sering menangis, menolak makan, atau adanya gangguan napas kronik. Adapun ciri GERD adalah sebagai berikut:

• Si Kecil menolak makan
• Sering menangis saat makan.
• Ada darah atau warna kehijauan di muntahnya.
• Sering muntah sekuat tenaga.
• Perut bengkak atau keras.

Mengatasi GER atau GERD

Bicara soal solusi GER dan GERD, “Semua itu masalah waktu,” tulis APP dalam situsnya healthychildren.org. Maka, ikuti tipsnya dari APP berikut ini, Moms.

  1. Setelah minum susu atau makan, jangan lupa untuk menyendawakan bayi Anda.
  2. Tegakkan posisi tubuh bayi Anda selama 30 menit setelah makan.
  3. Sebaiknya gunakan pola makan small frequent feeding atau makan sedikit tapi sering.
  4. Walaupun sedang di stroller atau baby carrier, pastikan posisi bayi Anda tetap tegak selama 30 menit setelah makan atau minum susu.
  5. 30 menit setelah makan atau minum susu adalah momen yang sangat krusial. Beri pengawasan ekstra ya, Moms.

Hubungi Informasi & pendaftaran lebih lanjut:
Customer Care RSIA Bina Medika
0821-6980-0909

No Comments

Leave a Reply

Berikan Kesehatan Yang Terbaik
Untuk Anda dan Keluarga