Emergency Call
Call Center
Follow Us

Bahaya Postpartum Depression

Bahaya Postpartum Depression

Postpartum depression membuat penderitanya merasa putus asa, tidak mampu menjadi ibu yang baik, dan tidak mau mengasuh anak.

Postpartum depression tidak hanya dialami oleh para ibu saja, namun juga para ayah. Postpartum depression pada ayah paling sering terjadi 3 hingga 6 bulan setelah melahirkan. Ayah lebih rentan mengalami postpartum depression jika istrinya juga menderita depresi tersebut.

Penyebab depresi pasca melahirkan

Postpartum depression tidak disebabkan oleh satu faktor penyebab saja. Kondisi ini seringkali disebabkan oleh kombinasi faktor fisik dan emosional.

Setelah melahirkan, kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh ibu akan menurun secara signifikan. Hal ini menyebabkan perubahan kimiawi di otak yang menyebabkan perubahan mood.

Selain itu, merawat bayi dapat membuat ibu tidak mendapatkan istirahat yang cukup untuk memulihkan diri setelah melahirkan. Kurangnya istirahat dapat menyebabkan kelelahan, baik fisik maupun mental, dan pada akhirnya menyebabkan postpartum depression.

Tidak hanya itu, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi postpartum, di antaranya:

– Pernah menderita depresi sebelum atau selama hamil
– Menderita gangguan bipolar
– Memiliki anggota keluarga yang menderita depresi
– Menyalahgunakan NAPZA
– Kesulitan menyusui anak
– Hamil di usia muda dan memiliki banyak anak

Risiko terjadinya depresi pascapersalinan juga akan meningkat jika ibu yang baru melahirkan mengalami kejadian yang membuatnya stres, misalnya:

– Kehilangan pekerjaan
– Masalah finansial
– Konflik dalam keluarga
– Komplikasi kehamilan
– Kelahiran bayi kembar
– Bayi yang dilahirkan menderita penyakit tertentu

Gejala Postpartum Depression

Gejala postpartum depression bisa terjadi pada awal kehamilan, beberapa minggu sesudah melahirkan, atau hingga setahun sesudah bayi lahir. Ketika mengalami postpartum depression, seseorang akan mengalami gejala-gejala berikut:

– Merasa cepat lelah atau tidak bertenaga
– Mudah tersinggung dan marah
– Menangis terus-menerus
– Merasa gelisah tanpa alasan yang jelas
– Mengalami perubahan suasana hati yang drastis
– Hilang nafsu makan atau justru makan lebih banyak dari biasanya
– Tidak dapat tidur (insomnia) atau tidur terlalu lama
– Sulit berpikiran jernih, berkonsentrasi, atau mengambil keputusan
– Tidak ingin bersosialisasi dengan teman dan keluarga
– Kehilangan minat terhadap kegiatan yang biasa disukainya
– Putus asa
– Berpikir untuk melukai dirinya sendiri atau bayinya
– Munculnya pikiran tentang kematian dan ingin bunuh diri

Kapan harus periksa ke RSIA Bina Medika?

Sangat wajar jika seorang ibu yang baru melahirkan merasa lelah, cemas, dan kurang bersemangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Hal itu disebabkan oleh penurunan hormon serta perubahan kimia di dalam otak.

Namun, segera konsultasikan dengan dokter jika Anda merasa depresi hingga lebih dari 2 minggu setelah melahirkan. Apalagi jika perasaan tersebut membuat Anda kesulitan mengurus bayi dan menjalani aktivitas sehari-hari. Penderita depresi pascapersalinan harus tetap memeriksakan diri ke dokter secara rutin, meskipun tidak mengalami gejala apa pun setelah pengobatan, karena pengobatan depresi pascapersalinan dapat memakan waktu beberapa bulan.

Diagnosis depresi pascapersalinan

Dokter akan bertanya mengenai gejala yang dialami pasien dan melakukan wawancara mendalam mengenai perasaan dan pikirannya. Hal ini dilakukan untuk memeriksa kondisi mental pasien dan memastikan bahwa ia menderita depresi pasca melahirkan.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari gejala depresi pasca melahirkan, seperti mencari mata rakun yang menandakan sulit tidur atau mencari bekas luka yang mungkin mengindikasikan perilaku buruk menyakiti diri sendiri. Pemeriksaan fisik juga bertujuan untuk mencari tanda-tanda penyakit lain. Selanjutnya, dokter akan meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan depresi pascapersalinan. Selama proses skrining, pasien akan diminta menjawab kuesioner yang berisi pertanyaan terkait gejala yang dialami dan perubahan yang terjadi pada dirinya.

Selain pemeriksaan depresi pascapersalinan, dokter Anda mungkin melakukan tes tambahan jika Anda menduga depresi pascapersalinan Anda disebabkan oleh penyakit lain. Misalnya, dokter akan melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah gejala yang dialami pasien disebabkan oleh tiroid yang kurang aktif.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.

Berikan Kesehatan Yang Terbaik
Untuk Anda dan Keluarga