Emergency Call
Call Center
Follow Us

Anak-anak Bisa Alami Usus Buntu? Kok Bisa?

Anak-anak Bisa Alami Usus Buntu? Kok Bisa?

Siapa saja bisa mengalami penyakit usus buntu, tidak terkecuali anak-anak. Penyebab usus buntu pada anak maupun orang dewasa sama, yaitu adanya penyumbatan pada ujung usus besar yang bernama apendiks, sehingga terjadi peradangan dan infeksi. Namun, pada anak-anak, penyakit usus buntu sering juga terjadi akibat pembesaran jaringan limfoid pada jaringan usus buntu.

Penyebab usus buntu pada anak lainnya yang juga cukup umum adalah felkalit, yaitu mengeras dan terjebaknya feses dalam saluran cerna. Hal ini bisa terjadi karena mengkristalnya kombinasi garam kalsium atau sumbatan benda asing yang masuk ke usus buntu.

Faktor Penyebab Usus Buntu pada Anak
Ketika usus buntu tersumbat, aliran darah tidak lagi bisa dipasok ke bagian ujung usus besar tersebut. Hal itu membuat jaringan dalam usus buntu mulai mati, pecah, dan menyebabkan dinding usus berlubang. Lubang-lubang tersebut membuat feses, lendir, dan zat lainnya bocor, lalu menyebar ke rongga perut lainnya.

Selain hal-hal yang disebutkan tadi, usus buntu pada anak bisa meningkat risikonya akibat beberapa faktor berikut:

  • Adanya hambatan pada pintu rongga usus buntu.
  • Penebalan atau pembengkakan jaringan dinding usus buntu. Bisa karena infeksi di saluran pencernaan atau di bagian tubuh lainnya.
  • Adanya feses atau pertumbuhan parasit yang menyumbat rongga usus buntu.
  • Cedera pada perut.
  • Kondisi medis tertentu, seperti tumor pada perut atau inflammatory bowel disease.

Bagaimana Pengobatan Penyakit Usus Buntu?
Metode pengobatan utama untuk penyakit usus buntu adalah dengan melakukan prosedur operasi pengangkatan usus buntu atau apendektomi. Sebelum dilakukan prosedur operasi, pengidap usus buntu biasanya diberi antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi. Terutama pada kasus usus buntu yang belum pecah, tetapi sudah terbentuk abses.

Secara umum, terdapat dua cara dalam melakukan apendektomi, yaitu laparoskopi atau operasi lubang kunci, dan bedah terbuka atau laparotomi. Kedua cara tersebut diawali dengan melakukan bius total pada pengidap usus buntu.

Operasi pengangkatan usus buntu dengan laparoskopi dilakukan dengan membuat beberapa sayatan kecil sebesar lubang kunci pada perut. Sayatan tersebut berfungsi untuk memasukkan alat bedah khusus yang dilengkapi kamera untuk mengangkat usus buntu. Operasi jenis ini biasanya dianjurkan pada pengidap usus buntu lansia atau yang obesitas.

Sementara itu, operasi pengangkatan usus buntu dengan bedah terbuka dilakukan dengan membedah perut bagian kanan bawah sepanjang 5-10 sentimeter, lalu mengangkat usus buntu. Bedah terbuka biasanya dianjurkan untuk kasus usus buntu yang infeksinya sudah menyebar ke luar usus buntu, atau jika usus buntu sudah bernanah (abses).

Lalu, pada kasus usus buntu yang telah pecah dan terjadi abses, dokter biasanya akan mengeluarkan nanah terlebih dahulu dari abses menggunakan selang khusus, yang dimasukkan melalui sayatan pada kulit. Kemudian, pelaksanaan operasi pengangkatan usus buntu baru bisa dilakukan beberapa minggu kemudian setelah infeksi terkendali.

No Comments

Leave a Reply

Berikan Kesehatan Yang Terbaik
Untuk Anda dan Keluarga